Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tersambar Petir Gundala

Senin, 9 September 2019 06:28 WIB
Ngopi - Tersambar Petir Gundala
Catatan :
BARATA KRISNA

RM.id  Rakyat Merdeka - Gundala. Film superhero ksatria dengan kemampuannya mengeluarkan petir dari kedua tangannya itu kembali diproduksi. Dia menjadi fenomena yang populer pekan ini.

Hingga Hari ketujuh, jumlah penontonnya cukup menjanjikan. Sudah tembus angka 1 juta. Jumlah yang cukup menjanjikan, karena masuk dalam 10 besar film terlaris 2019.

Angka itu kemungkinan bertambah mengingat Gundala belum turun layar. Tak hanya penonton, produser dan sutradara pun “tersambar” oleh petir Gundala. Boleh dibilang film ini sudah mulai menangguk keuntungan.

Modalnya memang cukup besar Rp 30 miliar. Jika dihitung rata-rata penonton membayar tiket Rp 35 ribu per lembar, berarti sudah Rp 35 miliar didapat. Minimal, modal sudah balik. Sebuah spekulasi yang luar biasa.

Betapa tidak, dengan beraninya produser menggandeng Bumi Langit, institusi pemegang hak cipta Gundala untuk menayangkannya. Di tengah film-film bertemakan cinta-cintaan alay, religi maupun horor yang sudah mendapat tempat di hati masyarakat.

Baca juga : Sebut Saja Pendekar

Dulu, perfilman nasional pernah didominasi film esek-esek di era 1990an. Gambar-gambar mesum pun terpajang di baliho-baliho bioskop. Sebut saja film Ranjang Yang Ternoda, Gairah Malam, Kenikmatan Tabu.

Jangankan melihat gambarnya, membaca judulnya saja orang pasti merasa risih. Terutama buat emak-emak yang khawatir anaknya diam-diam menonton film tersebut.

Masuk 2001, mulai musim film horor. Diawali dengan Jelangkung ya ng enam bulan masa tayangnya, me raup penonton 5,7 juta orang. Sejak itu seluruh hantu dengan segala spesiesnya pun mewarnai film nasional, paling dominan film tentang pocong dan kuntilanak.

Beda lagi di 2008, tema religi meramaikan rivalitas perfilman nasional. Pelopornya mulai dari Ayat-ayat Cinta, yang kemudian diikuti film lain seperti Ketika Cinta Bertasbih, 99 Cahaya Di Langit Eropa.

Berpijak dari film Gundala, setidaknya, sudah ada trend baru dalam perfilman nasional. Harus ada sutradara dan produser yang lebih berani dalam menghasilkan film bermutu.

Baca juga : Massa Tiba Di Kantor Gubernur Papua

Dengan tema yang lebih banyak lagi tentunya. Mengapa tidak dicoba tema fiksi ilmiah? Banyak tema yang dapat digali di sini.

Sebut saja di era 1970an, di wilayah Alor, NTT pernah terjadi serbuan alien yang mengancam penduduk setempat. Bahkan, tentara yang dikerahkan sulit menumpasnya, sebelum sang alien melarikan diri.

Atau sebut saja ada mahluk sejenis monster yang konon menghuni danau Poso Sulawesi Tengah. Menurut kabarnya, monster yang berwu jud naga sering muncul di malam hari yang ditandai dengan cahaya berkilauan dari sisik-sisik di tubuhnya.

Mirip dengan lampu yang menyala-nyala. Penduduk setempat pun hanya berani menangkap ikan di pagi hingga siang hari. Bisa saja diangkat ke layar lebar asal ada produser yang mencium ini, dan ada sutradara yang mampu mengemasnya sehingga penonton datang ke bioskop. Namun, jangan juga digarap asal-asalan, seperti Naga di film Indosiar.

Kembali ke Gundala, untungnya Bumi Langit menunjuk Joko Anwar sebagai sutradara. Joko memang selama ini dikenal dengan remake Pengabdi Setan yang juga sukses di pasaran.

Baca juga : Bersama Menteri Susi, Pertamina Dukung Gerakan Menghadap Laut

Coba jika sutradaranya orang lain, bisa jadi Gundala akan jadi film yang alay. Temanya campur-campur, horor-religi-romantis.

Takutnya yang muncul nanti malah film seperti Ada Apa Dengan Gundala? Ayat-ayat Gundala, Gundala Berkalung Sorban, Istri-istri Gundala, Gundala Kesurupan Jin Kafir. Ah, Ada ada saja. Hahaha.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.