Dark/Light Mode

Underestimate Sama Gajah

Senin, 27 Mei 2019 09:19 WIB
Ngopi - Underestimate Sama Gajah
Catatan :
ESTI FITRIA WULANDARI

RM.id  Rakyat Merdeka - Semut di seberang lautan terlihat, gajah di pelupuk mata tak tampak. Peribahasa ini sangat cocok dengan kondisi saya, waktu mencari TK untuk si bontot. Bulan lalu saya baru mulai hunting TK. Padahal, saya tahu, kebanyakan sekolah swasta sudah buka pendaftaran November. Benar saja, kebanyakan sudah fully booked.

Sebut saja TK X. Salah satu kakak si bontot pernah bersekolah di sini. Mainannya lengkap dan hampir semua bermerek Little Tikes. Mainan impor yang plastiknya tebal, berkualitas, serta aman untuk anak-anak. Saat bertemu petugas administrasinya, yang pertama saya tanya tentu soal biaya. Eng ing eng.. saya melongo ketika dia menyorongkan selembar kertas. Saya tak menyangka biaya masuk TK sekarang sudah belasan juta rupiah. Oh my god... Untung saja sekolah itu sudah tidak menerima lagi calon siswa baru. 

Lalu saya bergeser sedikit. Di depan TK X berdiri sebuah masjid, yang merangkap tempat belajar anak TK Y. Sekolah ini terkenal sering menelurkan penghafal-penghafal Alquran cilik. Para muridnya bisa menghafal minimal dua juz setelah tamat dari sana. TK ini memiliki metode menghapal yang sangat menyenangkan. Si anak diajak menari, menyanyi, dan bermain sambil menghapal surat Alquran. Metode ini membuat bocah lebih cepat menghafal. Wah keren nih, batin saya.

Baca juga : Menerima Kemenangan dan Kekalahan

Saat bertemu dengan kepala sekolahnya, lagi-lagi yang saya tanya soal biaya masuk dan SPP bulanannya. Wow, biayanya tidak jauh beda dengan TK X. Mereka hanya lebih murah sedikit dari TK X. Alasannya, mereka menerapkan sistem subsidi silang. 

Rasanya pengen sekali punya anak yang hafal Alquran. Memiliki ilmu agama yang lebih dalam ketimbang orangtuanya. Tapi lagi-lagi saya harus realistis. Harus ingat kenyataan, saldo di rekening sudah menjerit. Akhir tahun kemarin saldonya terpaksa dikuras saat memasukkan si sulung ke SMP. Tapi, lagi-lagi untung saja, karena kuota siswa baru di TK Y itu sudah habis. 

Sedang galau begitu, saya baru kepikiran kalau setahun belakangan ini sebagian warga kompleks lagi serius membangun dan mengembangkan Sekolah Alquran Serpong (SAS). Suami saya termasuk salah satu tim inti di sini, yang terlibat langsung mengurus tetek bengek mulai dari bangunan sampai kurikulumnya. 

Baca juga : Pupuk Indonesia Gelar Safari Ramadan

Biasanya saya kurang peduli dengan kegiatan SAS. Tidak pernah antusias saat mendengar suami cerita soal SAS. Tapi sekarang, karena posisinya sedang butuh sekolah, giliran saya yang banyak tanya ke suami. Ternyata SAS beroperasi mulai Juli tahun ini. Mereka membuka kelas mulai TK B hingga kelas 6 SD. Sementara anak saya levelnya baru mau masuk TK A. 

Nggak apa-apa deh, saya datangi aja dulu sekolahnya. Wong jaraknya dari rumah cuma sepelemparan batu, alias kurang dari 100 meter. Di sana, sudah ada guru yang siap mengobservasi si bontot. Selagi diobservasi, saya melempar pandangan ke kelas. Ruangannya ber-AC. Dindingnya penuh gambar beragam bentuk dan warna warni, khas sekolah TK. 

Saat ngobrol sama gurunya, baru tahu saya ternyata sekolah ini memakai metode Kuttab. Sama dengan TK Y. Biaya sekolahnya pun tidak sampai setengahnya dari TK X. Kualitas guru yang hadir saya lihat bagus. 

Baca juga : Ini Jadwal Kerja PNS Selama Ramadhan

Yang perempuan, Ustadzah Titi, lama mengajar di sekolah internasional. Bahasa Inggrisnya fasih. Sementara guru yang lain, terlihat masih fresh. Ustadz Firman namanya. Dia lulusan Al Azhar, Kairo, Mesir. Dia yang rencananya bertugas mengajar agama. Sementara Kepala Sekolahnya, Ustadz Syam, mengantongi metode menghafal Quran yang diyakini cocok untuk anak didiknya.

Dalam hati saya malu. Saya luput dengan sekolah yang berada dalam satu kompleks dengan rumah sendiri. Mungkin karena sudah underestimate duluan. Jadi gajah di pelupuk mata malah nggak kelihatan. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :