Dark/Light Mode
SARIF HIDAYAT
Sebelumnya
Hipotesa saya : ada beberapa kali barbershop baru bermunculan tidak pernah bertahan lama. Gulung tikar karena tidak punya pelanggan. Bicara soal barbershop Asgar, mengingatkan pengalaman saya potong rambut di Kuta, Bali, tiga tahun lalu.
Saya cukup terkejut di barbershop itu. Antriannya panjang. Yang antri bukan cuma orang lokal saja tetapi banyak bule, turis asing. Padahal, kalau tidak mau antri, tidak jauh dari barbershop itu banyak tempat potong rambut lainnya. Soal tarif selisihnya nggak jauh lah.
Baca juga : Partai OSO Yakin Lolos Ke Senayan
Melihat bakat orang Garut serta adanya dukungan elite politik, rasanya tidak berlebihan saya menyampaikan harapan. Harapannya, usai pilpres, potensi mereka dikembangkan. Anak-anak milenial Garut yang belum punya tempat usaha dibikinin wadahnya.
Yang sudah punya barbershop, dibimbing agar naik kelas. Dan, yang sudah sukses di dalam negeri di dukung go Internasional. Jika Amerika Serikat (AS) memiliki jaringan gerai kopi Starbucks di banyak negara.
Baca juga : Umroh 2 Hari, Tito Diserang Hoaks
Inggris memiliki jaringan pusat kebugaran Fitness First. Rasanya bukan tidak mungkin, Indonesia memiliki barbershop yang memiliki cabang di banyak negara. Mungkinkah?
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
