Dark/Light Mode
MUHAMMAD RUSMADI
Sebelumnya
Bahkan, aku Bambang, sang kepala ormas bilang, bila ada anak buahnya yang minta makan gratis di warungnya, dia diminta melaporkan “oknum” tersebut. Bambang pun mengaku merasa tenang.
Karena ada simbiosis mutualisme. Lapak seperti ini menurutnya juga jauh lebih murah, dibanding bila dia harus menyewa tempat di ruko atau sejenisnya.
Baca juga : Pelosi: Pemakzulan Trump Lebih Banyak Mudaratnya
Pertanyaannnya, kenapa mesti ormas tertentu yang mengkoordinir? Di mana negara? Tidak tahu? Atau tutup mata saja? Karena penyedia, pengayom, pengkoordinir, tentu mestinya adalah negara, bukan?
Apalagi, dengan adanya “uang iuran” bulanan, yang datang dari ratusan pedagang kaki lima. Berapa uang yang masuk? Apakah ini hanya untuk ormas tertentu saja?
Baca juga : Koran Bekas Naik Daun
Negara harus memfasilitasi para pedagang kecil ini dengan aturan-aturan yang mudah. Juga bukan dengan menarik pajak yang mungkin bisa memberatkan mereka.
Karena semua adalah juga warga, yang punya keluarga. Yang butuh hidup dengan segala tetek-bengek biaya yang harus ditanggung si kepala keluarga.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
