Dark/Light Mode

Arsul Sani Imbau Elite Hindari Politik Identitas

Kamis, 16 Desember 2021 14:25 WIB
Wakil Ketua MPR Arsul Sani saat Diskusi Empat Pilar MPR kerjasama Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP), di Lobi Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/12). (Foto: Ist)
Wakil Ketua MPR Arsul Sani saat Diskusi Empat Pilar MPR kerjasama Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP), di Lobi Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/12). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Arsul Sani mengatakan bahwa bangsa Indonesia sedikit lagi akan meninggalkan tahun 2021 dan akan memasuki tahun 2022. Ada beberapa hal menjadi catatannya terkait kondisi bangsa dan situasi politik di tahun ini dan prediksinya di tahun 2022.

Pertama, di tahun 2020 sampai sekarang ini, politik identitas bangsa ini menurun.  Fenomena ini walaupun mesti disyukuri, tapi juga harus mendapatkan perhatian lebih. Sebab, Arsul Sani merasa turunnya politik identitas itu, bukan tumbuh karena kesadaran kebangsaan, tapi karena pandemi Covid-19.

"Pandemi ini membuat seluruh merasa satu nasib, menderita bersama sehingga muncul persatuan dan persaudaraan yang kuat," ujarnya, saat menjadi narasumber acara Diskusi Empat Pilar MPR kerjasama Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP), di Media Center MPR/DPR/DPD, Lobi Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/12).

Baca juga : Bamsoet Cek Kesiapan Kertajati Jadi Bandara Pusat Logistik Indonesia

Hadir dalam acara tersebut sebagai narasumber Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN Prof. Lili Romli, serta para wartawan media cetak, elektronik dan online sebagai peserta. Pimpinan MPR dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini melihat, ternyata Pandemi Covid-19 itu tidak menyebabkan robeknya rasa kebangsaan seluruh anak bangsa. 

Meskipun, di awal  pandemi banyak kelompok masyarakat yang kontra apapun kebijakan yang diambil pemerintah dalam upaya menyelesaikan pandemi. "Tapi, semua itu bisa diselesaikan secara bijak oleh pemerintah dengan berbagai pendekatan yang baik," tambahnya.    

Selanjutnya, yang kedua, jika pandemi Covid-19 betul-betul sudah melandai dan tidak ada varian baru yang membuat geger rakyat, sehingga masyarakat hidup secara normal kembali, maka munculnya politik identitas di akhir tahun dan masuk awal tahun, perlu untuk diwaspadai.

Baca juga : Politik No.2, Corona No.1

Ketiga, masuk tahun 2022 sebagai tahun politik. Sebagai tahun politik, Arsul memprediksi, biasanya tensi akan naik semakin memanas. Tensi ini tidak hanya terjadi kepada rakyat pada umumnya, tapi juga dirasakan pula oleh para elit partai politik, baik yang ada di dalam dan luar lingkar kekuasaan pemerintah.

"Untuk memunculkan suhu politik yang adem dan menenangkan semua, maka saya menekankan agar seluruh elemen bangsa, untuk tidak merespon dinamika-dinamika panas yang terjadi dengan respon-respon emosional yang memunculkan potensi kontroversial tinggi. Ini sangat penting saya katakan dan perlu mendapatkan perhatian," tegasnya.

Pimpinan MPR dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengungkapkan, jika semua upaya untuk menciptakan politik yang menenangkan sampai berhasil, maka akan terciptalah politik kebangsaan yang teduh dan berorientasi kepada kebersamaan.

Baca juga : LPEI Biayai Pembangunan KEK Mandalika

"Marilah seluruh rakyat untuk menyongsong tahun politik 2022 sampai tahun 2024 dengan niat murni untuk kemajuan bangsa dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," pungkasnya. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.