Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Orang Senayan Bicara Kedelai

Kalau Masih Impor, Nggak Akan Bisa Kendalikan Harga

Minggu, 20 Februari 2022 07:56 WIB
Pekerja mengolah kedelai untuk pembuatan tahu. (Foto: Antara/Adeng Bustomi)
Pekerja mengolah kedelai untuk pembuatan tahu. (Foto: Antara/Adeng Bustomi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan mendorong peningkatan produksi kedelai lokal untuk mengurangi ketergantungan impor. Fluktuasi harga kedelai yang terjadi saat ini karena pemerintah terlalu mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Anggota Komisi III DPR Elly Rahmat Yasin mengatakan, sudah saatnya pemerintah mengurangi ketergantungan impor kedelai. “Kalau masih tergantung dengan impor, kita tidak bisa mengendalikan harga kedelai,” kata Elly di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Harga Kedelai Naik, Syarief Dorong Kebijakan Kemandirian Pangan

Elly mengatakan, tingginya harga kedelai karena melambungnya harga bahan baku tahu tempe ini di tingkat global. Sementara selama ini lebih dari 80 persen kebutuhan dalam negeri setiap tahunnya didatang­kan dari luar.

“Saat harga kedelai di negara pengekspor naik, harga kedelai di dalam negeri juga naik. Sehingga harga kedelai mengalami fluktuasi,” ucapnya.

Baca juga : Kelangkaan Minyak Goreng Dan Kedelai Jangan Berlarut-larut

Kondisi tersebut, lanjut politisi Fraksi PPP ini, tentu membuat perajin tahu dan tempe kesulitan. Sebab membuat ongkos produksi membengkak, untung sulit diraih. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mestinya bisa menetapkan harga kedelai impor yang stabil. “Sehingga, tidak ada lagi perubahan atau fluktuasi harga yang mempersulit perajin tahu dan tempe,” harapnya.

Terpisah, Direktur Aneka Kacang dan Umbi Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Yuris Tiyanto mengatakan, gejolak kedelai disebabkan kondisi perubahan iklim dunia yang mempengaruhi harga pasar internasional. Sementara, produksi lokal ter­batas, sehingga pemasukan kedelai asal luar negeri menjadi alternatif.

Baca juga : Mantan Kabais: Usia Pensiun Militer Nggak Bisa Disamakan Dengan Polri

“Negara-negara yang selama ini memasok kedelai ke Indonesia, seperti Brasil dan negara Amerika latin lainnya sedang mengalami anomali cuaca sehingga gagal panen. Kondisi itu diperparah oleh terjadinya inflasi di Amerika Serikat yang menyebabkan harga kedelai melonjak,’’ jelas Yuris.

Yuris bilang, Kementan sedang melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan kedelai nasional, supaya petani kembali tertarik menanam kedelai. Untuk tahun anggaran 2022 ini, Kementan akan memfasilitasi pengembangan kedelai seluas 52 ribu hektare.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.