Dark/Light Mode

Syarief Hasan Bandingkan Keberhasilan Pembangunan SBY & Jokowi

Selasa, 19 April 2022 16:53 WIB
Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan mengungkapkan fakta data pembangunan Indonesia secara makro semasa 3 periode presiden. Pemerintahan Presiden Jokowi hanya berhasil membangun jalan tol lebih panjang namun pembangunan jalan secara keseluruhan jauh lebih pendek dari presiden sebelumnya.

"Faktanya, Presiden Soeharto mampu membangun jalan sepanjang 374.196 km, kemudian Presiden SBY adalah 144.825 km, jauh lebih panjang ketimbang Presiden Jokowi yang hanya mampu membangun  jalan pendek sekali 32.492 km," kata Syarief dalam keterangannya, Selasa (19/4).

Pertumbuhan ekonomi, misalnya, rata-rata pertumbuhan ekonomi pada era Presiden Suharto rata 7 persen sedangkan Presiden SBY mampu mencapai rata rata 6 persen,  sedangkan masa Presiden Jokowi hanya di angka 5 persen.

"Artinya prestasi Presiden Jokowi tidak lebih baik dari kedua Presiden sebelumnya," tuturnya.

Baca juga : Wali Kota Bandung, Yana Mulyana Lantik 130 Pejabat Fungsional

Syarief menyatakan, menjadi sangat wajar era Presiden SBY subsidi kebutuhan pokok rakyat lebih besar. Pada APBN-P 2014, Presiden SBY mengalokasikan subsidi energi sebesar Rp 350,3 triliun dan non-energi Rp 52,7 triliun.

Sementara era Presiden Jokowi, pada APBN 2022, subsidi energi hanya dianggarkan Rp 134 triliun dan non-energi Rp 72,9 triliun. "Ini bukti era SBY negara jauh lebih berpihak dan melindungi rakyatnya," bangganya.

Begitupun dalam hal income per kapita, papar Syarief, laju kenaikan pada era Presiden Jokowi juga sangat lambat. Faktanya, jika pada 2004 pendapatan per kapita Indonesia hanya sebesar 1181,6 dolar AS, mka di akhir era Presiden SBY pada 2014 naik signifikan 2349.4 dolar AS menjadi 3531 dolar AS.

Bandingkan dengan masa Presiden Jokowi yang hanya naik 818.5 dolar AS dari 3531 dolar AS pada 2015 menjadi  4349,5 dolar AS pada 2021. Data statistik ini membuktikan bahwa tingkat kemakmuran di era Presiden SBY jauh lebih dirasakan Rakyat ketimbang masa Presiden Jokowi.

Baca juga : BI Lakukan Penyesuaian Kegiatan Operasional Selama Lebaran, Simak Jadwalnya

Belum lagi bicara soal utang, Kementerian Keuangan merilis bahwa Presiden SBY berhasil menurunkan rasio utang terhadap PDB dari 56,5  persen pada 2004 menjadi 24,7 persen pada 2014,bahkan melunasi Utang ke IMF.

Bandingkan dengan Presiden Jokowi yang justru menumpuk utang yang memberatkan hingga Rp 7014 trilliun atau 40,17 persen PDB pada 2022. Angka pengangguran dan kemiskinan di era Presiden Jokowi juga tidak signifikan menurunnya.

Presiden SBY mampu menekan angka pengangguran 5.32 persen dari 11,26 persen pada 2005 menjadi 5,94 persen pada 2014, sementara di masa Presiden Jokowi kembali naik menjadi 7,07 persen pada 2020 dan 6,6 persen pada 2021.

Presiden SBY juga berhasil menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 5.73 persen dari 16,69 persen pada 2005 turun menjadi 10,96 persen pada 2014. Sementara Presiden Jokowi hanya mampu menurunkan 1.25 persen menjadi 9,71 persen pada 2021.

Baca juga : Toys Kingdom Hadirkan Keseruan dengan LEGO Build The Thrills

Presiden Jokowi dan pembantunya, ingat Syarief, masih memiliki waktu agar dapat agar fokus bekerja mengentaskan persoalan pokok dan mendasar rakyat, seperti kenaikan harga sembako, indeks demokrasi yang menurun, penegakan hukum yang terkesan tebang pilih, serta utang negara yang semakin membengkak.

"Masih ada waktu untuk memperbaiki kualitas ekonomi, pengelolaan utang, sosial, dan politik kebangsaan yang bergejolak ini. Sungguh kasihan bagi rakyat dan pemerintahan berikutnya yang akan mewarisi segudang persoalan," tutup Menteri Koperasi dan UMKM di era Presiden SBY ini. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.