Dark/Light Mode

Tampil Di Ngopek Kuy, Bamsoet Ajak Bangkitkan Sektor Pariwisata

Senin, 25 April 2022 23:20 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo optimistis Indonesia mampu bergerak dari pandemi Covid-19 ke endemi Covid-19, mengingat angka positivity rate nasional terus menunjukkan tren penurunan. Hingga 24 April, berada pada kisaran 0,6 persen. Rasio angka kesembuhan pasien Covid-19 juga mencapai lebih dari 97 persen. Tercatat hingga 20 April, tingkat keterisian tempat perawatan di rumah sakit dan tempat tidur isolasi, juga mengalami penurunan hingga 3,12 persen.

Meski demikian, politisi yang akrab disapa Bamsoet ini menegaskan, kerja keras dan gotong royong masih diperlukan. Sebab, kewenangan untuk mengubah status pandemi menjadi endemi dimiliki Badan Kesehatan Dunia (WHO), dengan merujuk pada lima indikator. Yaitu angka laju penularan kurang dari 1 persen, positivity rate kurang dari 5 persen, tingkat perawatan rumah sakit kurang dari 5 persen, rasio angka kematian kurang dari 3 persen, dan PPKM berada pada transmisi lokal level tingkat 1. Kelima indikator tersebut juga harus terjadi dalam rentang waktu enam bulan.

Dia menegaskan, momentum perubahan status dari pandemi menjadi endemi, nantinya harus dapat dioptimalkan untuk menghidupkan dan merekonstruksi kembali aktivitas sosial masyarakat, serta menjadi stimulan membangun kembali sendi-sendi perekonomian nasional, termasuk pada sektor pariwisata. Terlebih Indonesia telah terpilih sebagai tuan rumah peringatan World Tourism Day 2022, yang akan diselenggarakan di Bali pada 27 September mendatang. 

Baca juga : Kowani Ajak Perempuan Berperan Dalam Pembangunan Industri Pariwisata

“Terpilihnya Indonesia dalam forum Sidang Majelis Umum Organisasi Pariwisata Dunia PBB (United Nations World Tourism Organization/UNWTO), mengisyaratkan pengakuan dunia atas eksistensi Indonesia dalam industri pariwisata global," ujar Bamsoet, saat memberikan Keynote Speech dalam acara Buka Puasa Bersama dan Pra-Inagurasi “Ngopek Kuy” (Ngobrol Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Yuk), secara virtual di Jakarta, Senin (25/4).

Acara ini turut dihadiri antara lain Ketua Umum Dewan Eksekutif Nasional Indonesia Tourism Watch (DEN ITW) Ichwan Abdillah, Sekjen DEN ITW Adyta Raja Sibarani, Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran, dan Fungsionaris KADIN Indonesia Bidang Tenaga Kerja Nofel Saleh Hilabi.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, pariwisata adalah salah satu sektor perekonomian terbesar di dunia. Tak hanya melibatkan peredaran uang yang sangat besar, melainkan juga banyak melibatkan sektor-sektor perekonomian lainnya. Tercatat pada tahun 2019, sebelum pandemi Covid-19, jumlah wisatawan internasional mencapai 1,5 miliar orang. Sebanyak 364 juta atau sekitar 25 persen diantaranya berkunjung ke kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

Baca juga : Bersama Atta, Bamsoet Ajak Komunitas Otomotif Bantu Bangkitkan Ekonomi

Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada 2019 mencapai 4,7 persen. Lalu, merosot menjadi 4,05 persen pada 2020 akibat pandemi Covid-19, dan sedikit meningkat kembali menjadi 4,2 persen pada tahun 2021. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melaporkan, devisa yang dihasilkan dari sektor pariwisata tahun 2021 hanya mencapai 0,36 miliar dolar AS atau setara Rp 5,2 triliun. 

“Angka ini jauh lebih rendah dari 2019 yang mencapai 3,3 miliar dolar AS (setara Rp 47 triliun). Di tingkat global, UNWTO mencatat bahwa kontribusi sektor pariwisata pada perekonomian dunia pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 1,9 triliun dolar AS (setara Rp 27,4 triliun). Jauh lebih rendah dibandingkan pada masa sebelum pandemi, yang mencapai 3,5 triliun dolar (setara Rp 50,5 triliun)," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini berharap, kehadiran Indonesia Tourism Watch (ITW) dapat menjadi bagian dari solusi membangkitkan kembali pariwisata Indonesia. Untuk itu, perlu menjadi kesadaran kolektif dari segenap pemangku kepentingan bahwa faktor kesehatan masyarakat adalah kunci penting, sebagai daya dorong pemulihan bagi sektor-sektor lainnya, termasuk sektor perekonomian.

Baca juga : Lestari: Perkuat Kolaborasi Bangkitkan Pariwisata Nasional

"Potensi dan kontribusi wisatawan domestik juga harus dioptimalkan. Disadari atau tidak, selama ini potensi wisatawan domestik masih terkesan dipandang sebelah mata, dan belum digarap dengan serius dan maksimal. Padahal dengan jumlah penduduk sebanyak 273 juta jiwa, wisatawan domestik adalah potensi pasar yang sangat besar. Apalagi dalam kondisi saat ini, di mana kedatangan wisatawan mancanegara belum sepenuhnya pulih, seperti sebelum masa pandemi," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, pandemi juga mengajarkan pentingnya melakukan adaptasi terhadap kemajuan teknologi digital, serta melakukan berbagai langkah inovasi. Mengingat Masih banyak destinasi wisata yang belum dikelola secara optimal. Menyongsong hadirnya status endemi, banyak wisatawan yang ingin berwisata sebagai sarana hiburan, setelah dua tahun lebih aktivitas sosialnya terganggu oleh pandemi.

"Momentum ini harus dapat dioptimalkan oleh industri pariwisata, dengan menyediakan sebanyak mungkin alternatif destinasi wisata, termasuk penyediaan paket wisata terintegrasi yang melibatkan lebih banyak sektor, dan tentunya dapat menarik lebih banyak wisatawan," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.