Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jelang 21 Mei, Sahroni: Silakan Demo, Tapi Jangan Ada Niat Rebut Kekuasaan

Kamis, 19 Mei 2022 11:28 WIB
Anggota DPR Ahmad Sahroni/IG
Anggota DPR Ahmad Sahroni/IG

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengingatkan kepada elemen masyarakat yang hendak berunjuk rasa dalam rangka memperingati Hari Reformasi pada 21 Mei, tidak mengangkat isu pemakzulan terhadap Pemerintahan Presiden Jokowi.

Menurut dia, unjuk rasa merupakan salah satu amanat reformasi yang diatur dan dilindungi oleh konstitusi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) 1945. Sehingga, aksi unjuk rasa semakin terbuka dalam dunia demokrasi.

Namun, Anggota Fraksi Partai NasDem ini mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat yang hendak melakukan aksi unjuk rasa, agar menyampaikan aspirasinya dengan tepat dan tidak mengarah pada perebutan kekuasaan.

Baca juga : Firli: Jangan Ada Yang Sembunyikan!

“Unjuk rasa sekarang harus tepat sasaran dan membangun. Bukan yang niatnya perebutan kekuasaan atau menyerang lawan politik,” kata Sahroni saat dihubungi wartawan pada Rabu, (18/5).

Sahroni mempersilakan kepada elemen masyarakat baik mahasiswa, buruh dan lainnya untuk mengkritik pemerintah dan DPR melalui aksi unjuk rasa. Tapi, jangan sampai terprovokasi kelompok yang mencoba membuat gaduh.

“Silakan teman-mahasiswa mahasiswa unjuk rasa, kritik pemerintah dan DPR dengan poin-poin yang valid dan membangun. Kami dan pemerintah siap dengar dan berdialog,” ujarnya.

Baca juga : Romo Benny: Jangan Buka Pintu Untuk Kediktatoran

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengingatkan sejumlah elemen buruh yang melakukan unjuk rasa untuk tetap menjaga situasi ketertiban dan tidak terprovokasi dengan oknum-oknum yang membuat kericuhan.

“Imbauannya agar menjaga situasi tetap tertib, aman dan menghargai masyarakat pengguna jalan lainnya. Jangan sampai disusupi kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab,” kata Dedi.

Diketahui, massa demonstran saat melakukan aksi unjuk rasa bulan Ramadan 1443 Hijriyah, sempat membentangkan spanduk yang mendesak 'Jokowi Mundur' dari jabatan Presiden Republik Indonesia.

Baca juga : Peremajaan Sawit Tak Mudah, Tantangan Terberatnya Legalitas Lahan

Selain itu, spanduk tersebut juga bertuliskan 'Mosi tidak percaya terhadap DPR dan Pemerintah Jokowi-Ma'ruf'. Akhirnya, terjadi bentrokan saat demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat.

Rencananya, sejumlah elemen masyarakat dari buruh seperti Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) akan kembali menggelar demo besar pada 21 Mei 2022, bertepatan dengan momentum reformasi. Aksi itu puncak dari rangkaian gelombang unjuk rasa di berbagai daerah.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.