Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Syarief Hasan Imbau Pemerintah Transparan & Akuntabel Kelola Anggaran

Sabtu, 4 Juni 2022 23:27 WIB
Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan mempertanyakan pengelolaan keuangan Pemerintah Pusat yang banyak bermasalah. Pasalnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan bahwa terdapat 6.011 masalah di laporan keuangan Pemerintah Pusat.

Temuan yang dirangkum dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II tersebut disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Selasa (24/5).

Dalam laporannya, BPK menemukan terdapat 6.011 masalah yang nilainya mencapai Rp.31,34 triliun di laporan keuangan Pemerintah Pusat.

Baca juga : Syarief Hasan Desak Kaji Ulang Penghapusan Tenaga Honorer

Rinciannya, permasalahan tersebut terdiri dari 53 persen masalah berkaitan dengan ketidak-hematan, ketidak-efisienan, dan ketidak-efektifan bernilai Rp 1,64 triliun. Kemudian, 29 persen masalah berkaitan dengan ketidak-patuhan terhadap peraturan perundang-undangan senilai Rp 29,7 triliun. Sisanya, 18 persen masalah berupa kelemahan sistem pengendalian intern.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut mempertanyakan langkah Pemerintah Pusat.

"Melihat laporan dari BPK tersebut, kami tentu menyayangkan cara pengelolaan keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat yang banyak bermasalah hingga sebagian dianggap tidak patuh peraturan perundang-undangan," ungkap Syarief Hasan dalam keterangannya, Sabtu (4/6).

Baca juga : Sandiaga Pilih Fokus Kelarin Tugas Menteri

Syarief Hasan melanjutkan, buruknya pengelolaan keuangan menambah banyak daftar masalah Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat yang sebelumnya tidak mampu meredam kenaikan utang yang kini mencapai Rp 7.052,5 triliun atau setara 40,2 persen PDB menambah daftar catatan buruk dengan hasil laporan BPK yang menemukan banyaknya masalah dan berimbas pada kerugian negara.

Ia pun mendesak Presiden Jokowi untuk melakukan evaluasi kinerja kementerian/lembaga.

"Presiden Jokowi harusnya cepat melakukan respon dan evaluasi atas berbagai masalah dalam pengelolaan negara hingga menumpuknya utang Indonesia. Negara rugi hingga senilai Rp 31,34 triliun hanya karena buruknya pengelolaan keuangan negara yang dilakukan Pemerintah Pusat," pinta Syarief Hasan.

Baca juga : Salim Segaf: Pancasila Perintahkan Kita Berkolaborasi Dalam Membangun Bangsa

Senior Partai Demokrat ini juga mendesak Pemerintah untuk mengurangi pengeluaran yang tidak penting. Kita sedang dalam masa pemulihan pasca Pandemi. Pemerintah harusnya memberikan perhatian besar pada penguatan ekonomi masyarakat.

"Bukan malah mengeluarkan anggaran untuk program tidak mendesak dan menyebabkan munculnya banyak persoalan keuangan," tutup Syarief Hasan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.