Dark/Light Mode

Yandri Susanto: Wawasan Kebangsaan Mathlaul Anwar Tak Perlu Diragukan 

Minggu, 21 Agustus 2022 10:35 WIB
Wakil Ketua MPR H. Yandri Susanto saat Sosialisasi Empat Pilar di Aula Perguruan Mathlaul Anwar (MA) Pusat Menes, Pandeglang, Banten, Jumat (19/8). (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR H. Yandri Susanto saat Sosialisasi Empat Pilar di Aula Perguruan Mathlaul Anwar (MA) Pusat Menes, Pandeglang, Banten, Jumat (19/8). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ratusan warga Kabupaten Pandeglang, Banten, memenuhi Kehadiran warga yang didominasi oleh para guru di Kantor Pusat MA itu untuk mengikuti Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau yang lebih popular disebut Empat Pilar MPR.   

Hadir dalam kegiatan yang menjadi perhatian warga di kabupaten yang berada di ujung barat Pulau Jawa itu, Wakil Ketua MPR H. Yandri Susanto, Wakil Ketua Umum PB MA H Babay Sujawandi, Sekretraris Jenderal PB MA Jihaduddin, serta jajaran pengurus organisasi itu baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.

Mengawali sosialisasi, Yandri di atas panggung mengundang beberapa peserta untuk menuju ke depan. Di depan para peserta yang datang dari berbagai wilayah di Pandeglang, dirinya menguji pengetahuan mereka tentang hafalan Pancasila, sejarah UUD, dan pengetahuan lainnya mengenai wawasan kebangsaan.

Di antara mereka ada yang lancar menjawab pertanyaan, ada pula yang masih perlu diluruskan. Cara sosialisasi yang demikian membuat suasana yang ada menjadi meriah, segar, dan tidak kaku.  

Dalam pemaparan, Yandri mengungkapkan MA mempunyai peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa. Sebagai organisasi yang lahir pada tahun 1916, di Menes, Pandeglang, organisasi ini telah banyak berkontribusi pada bangsa, negara, dan masyarakat.

Baca juga : Manfaatkan Kearifan Lokal, Atasi Dampak Perubahan Iklim Global

"Sejarah bangsa tak lepas dari dinamika MA. Banyak tokoh yang terlahir dari organisasi yang kepengurusannya tersebar di seluruh Indonesia ini," tambah alumni Universitas Bengkulu itu.  

Diakui organisasi yang sejak 1936 sudah melakukan muktamar itu mempunyai potensi yang luar biasa. Dirinya ingin MA lebih maju, lebih baik, dan tidak dipandang sebelah mata. Diharapkan tokoh-tokoh MA percaya diri dan lebih meningkatkan kontribusi kepada bangsa, negara, dan masyarakat untuk politik kebangsaan.

"Untuk itu jangan alergi pada politik. Sebab tanpa politik yang benar bangsa ini akan porak poranda," tambahnya.       

Terkait wawasan  kebangsaan yang dimiliki oleh MA, Yandri menyebut tak perlu diragukan lagi. Dalam hymne MA menyebut kata Pancasila. "Wawasan kebangsaan bagi MA sudah selesai," tambahnya.

Atas pemahaman wawasan kebangsaan MA dan kontribusi yang telah diberikan kepada bangsa, negara, dan masyarakat, membuat dirinya mengingatkan kepada pemerintah agar memperhatikan keberadaan organisasi yang memiliki berbagai badan otonom itu.  

Baca juga : Setelah Sumut Dan Jatim, Relawan Pejuang Puan Maharani Muncul Di Banten

Meski politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) tidak ragu akan wawasan kebangsaan yang dimiliki oleh warga MA, Yandri tetap mengingatkan agar mereka mengimplementasikan Pancasila dalam keseharian.

"Pancasila jangan hanya dihafal namun harus diamalkan," ajaknya.

Bila Pancasila diamalkan, maka perasaan iri, dengki, hasut, senang melihat orang susah, susah melihat orang senang, dan menyebar berita hoax, tidak akan terjadi.

"Di MA, hymne yang ada menyebut Pancasila, maka hal yang demikian harus dijadikan tauladan. Putra putri MA harus merawat nilai-nilai Empat Pilar MPR," tuturnya.  

Sebagai ideologi yang sudah final, dirinya mengajak kepada semua untuk menjaga Pancasila. Kalau ada yang mau mengubah Pancasila ya kita lawan. Dikatakan Ideologi ini lahir dari kesepakatan para founding fathers di mana di antara mereka adalah dari kalangan ulama.  

Baca juga : Kolaborasi Satuan Pendidikan Vokasi Hadirkan Mahakarya Vokasi Di Surabaya

Sebagai bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, bahasa, budaya, dan tersebar dari Sabang sampai Merauke, Indonesia merupakan bangsa yang beragam. Keberagaman yang ada menurut Yandri harus dihargai. Sebagai negara kesatuan, seluruh warga Indonesia bisa tinggal di mana saja.

"Orang Lampung bisa tinggal di Banten, Orang Banten bisa tinggal di Lampung. Bila semua berjalan sesuai dengan Empat Pilar MPR maka yakin harmoni bangsa akan tercipta," pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.