Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Manfaatkan Kearifan Lokal, Atasi Dampak Perubahan Iklim Global

Jumat, 12 Agustus 2022 20:59 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Generasi muda harus mampu mengedepankan kearifan lokal untuk menjawab ancaman krisis yang dipicu oleh perubahan iklim global. Berbagai upaya untuk menekan dampak krisis akibat perubahan iklim global harus didukung dan segera direalisasikan.

"Upaya untuk terus menggali kearifan lokal dalam menjawab tantangan krisis yang dipicu perubahan iklim global, harus konsisten dilakukan untuk menekan potensi kirisis yang lebih besar pasca pandemi," kata Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/8).

Pada Rakornas BMKG secara virtual, Senin (8/8) lalu, Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa perubahan iklim yang berada dalam kondisi kritis saat ini merupakan tantangan nyata bagi semua pihak setelah meredanya pandemi Covid-19.

Baca juga : Indonesia-Amerika Pererat Kerja Sama Bilateral Perubahan Iklim

World Meteorological Organization mencatat perubahan iklim dan dampaknya pada 2021 semakin memburuk. Pada 2021 mencatatkan suhu terpanas selama tujuh tahun terakhir. Badan Pangan Dunia bahkan memperkirakan lebih dari 500 juta petani usaha kecil yang memproduksi lebih dari 80 persen sumber pangan dunia adalah kelompok paling rentan terhadap perubahan iklim.

Menurut Lestari, kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia sejak masa lalu dalam menjaga kelestarian lingkungan Nusantara harus terus diterapkan dalam upaya mencegah pengrusakan lingkungan yang dapat memperparah dampak perubahan iklim global.

Sejumlah kearifan lokal, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, sebenarnya bisa diadopsi dan diandalkan untuk mencegah kerusakan lingkungan.

Baca juga : Dua Kali Keok, Robi Darwis Yakin Persib Bisa Bangkit

Berbagai upaya, tambah Rerie, antara lain seperti gotong-royong, tidak membuang sampah sembarangan, upaya mendaur ulang sampah, pemanfaatan alam sesuai kebutuhan, dan penghijauan harus menjadi perhatian kita bersama untuk ditingkatkan realisasinya.

Karena, jelasnya, berbagai upaya yang mengarah pada kepentingan rakyat banyak wajib dibantu sebagai bentuk nyata solidaritas sosial dalam kehidupan masyarakat.

Pengetahuan dan praktek tradisional yang diterapkan oleh komunitas lokal, ujar Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR dari Dapil II Jawa Tengah itu, menjadi kunci mencegah kerusakan keanekaragaman hayati dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Baca juga : Gus Halim Jamin 11 Desa Di IKN Nggak Berubah

Kalangan generasi muda, menurut Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, merupakan kelompok masyarakat yang tepat untuk menghidupkan kembali kearifan lokal yang kita miliki untuk mencegah ancaman lingkungan akibat perubahan iklim global.

Meski begitu, tegas Rerie, para pemangku kepentingan juga harus mampu mengarahkan lewat sejumlah kebijakan agar kearifan lokal yang dimiliki bangsa ini dapat dimanfaatkan secara aktif dalam mencegah kerusakan lingkungan.

Apalagi, ujarnya, ancaman kerusakan lingkungan bisa meningkat lewat aktivitas manusia sendiri. Seperti polusi udara yang 70 persen penyebabnya adalah penggunaan kendaraan bermotor. Demikian pula sampah, yang menurut perkiraan Bank Dunia dibuang manusia di dunia lebih dari dua milliar ton sampah per tahun. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.