Dark/Light Mode

Legislator Demokrat Pertanyakan Progres Program Desa Bersinar BNN

Kamis, 19 Januari 2023 13:11 WIB
Anggota Komisi III DPR, Hinca Pandjaitan
Anggota Komisi III DPR, Hinca Pandjaitan

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi III DPR,  Hinca Pandjaitan  pertanyakan progress pemberantasan narkoba di tanah air melalui program Desa Bersinar atau Bersih Narkoba, yang dicanangkan Badan Narkotika Nasional (BNN). 

Menurut dia,  pemetaan kawasan rawan narkoba dengan kriteria masing-masing seperti bahaya, waspada, siaga dan aman merupakan salah satu alat ukur suksesnya kinerja Pemerintah dalam memberantas narkoba.

“Saya belum mendengarkan laporan dari tahun 2021 ke 2022 ini. Sebab, dari situ akan terlihat indikator kinerja kita selama ini. Adanya alat ukur tersebut bisa menjadi potret kita untuk menilai mana yang masih kurang efektif ataupun yang harus kita dorong,” ungkap Hinca dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPR dengan Kepala BNN, Petrus Reinhard Golose di Gedung DPR , Senayan, Jakarta, dikutip Rabu (18/1).

Lebih lanjut, Hinca menuturkan, nantinya data naik-turunnya kurva kasus penyalahgunaan narkoba desa tersebut dapat digunakan menjadi sistem reward and punishment. 

Baca juga : Ditegaskan Gus Halim, Penyusunan Program Untuk Desa Wajib Berbasis Data

“Saya sangat setuju survei ini diteruskan, namun saya belum mendengar laporan untuk tahun 2022,” ungkapnya. 

Kendati demikian, Hinca mengapresiasi BNN yang berhasil membongkar 851 kasus narkoba dari 49 jaringan international golden triangle serta jaringan produksi narkotika  sepanjang 2022.

Jaringan internasional tersebut antara lain Thailand-Aceh, Malaysia-Aceh, Malaysia-Sumatera Utara, Malaysia-Kepulauan Riau, Malaysia-Kalimantan Utara, Malaysia-Kalimantan Barat dan Malaysia-Riau. Sedangkan, jaringan produksi narkotika nasional ialah clandestine laboratory (klandestin) Batam dan Pekanbaru.

Hinca menyampaikan salah satu wilayah peredaran narkoba jaringan internasional  yang dibongkar BNN ada di Tanjung Balai, yang merupakan daerah pemilihannya. 

Baca juga : Kijang Innova Zenix Nyaman, Irit Dan Bertenaga

Ia juga mengungkapkan cara atau operasi pemindahan narkotika yang melibatkan para nelayan dan masyarakat melalui jalur laut.

Karena itu, ia mengajak BNN beserta penegak hukum lainnya untuk konsisten memerangi narkoba mulai dari pinggiran, khususnya di desa-desa yang berbatasan langsung dengan perairan internasional. 
“Jadi jangan lagi di tengah kota kita War on Drugs. Tetapi, saya ingin mengajak kita menjaga kampung kita dari bahaya laten narkoba. Sebab, kalau bahaya ideologi masih bisa diperbaiki. Tapi, kalau laten narkoba tidak bisa lagi diperbaiki,” sambungnya.

Menurut Politisi Partai Demokrat ini, salah satu upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran gelap narkotika melalui gerakan kemasyarakatan

“Saya ingin desa-desa yang  kategori bahaya narkoba tadi, kita pasang plang besar-besar yang berisi Desa Ini Dalam Pemantauan BNN 24 Jam, sehingga masyarakat merasa negara hadir disitu,” katanya.

Baca juga : SKK Migas Dan Kementerian ESDM Adakan Program Penilaian Dan Pembinaan Bersama

 Selanjutnya, Hinca mengingatkan dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk menjadikan Indonesia bersih dari narkoba. 

“Dan saya tetap berpegang pada hastag saya, “BNNbubaratausangar”. Kalau tak mau sangar ya bubar saja, kalau tak mau bubar ya sangar, pilihan saya sangar. Hanya dengan cara itu politik negara terhadap narkoba bisa dimaknai dengan sangat serius," tandasnya. ■
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.