Dark/Light Mode

Investasi Mulai Merata Di Jawa Dan Luar Jawa

Senayan Beri Jempol Bahlil Cs

Minggu, 11 Juni 2023 07:45 WIB
Anggota Komisi VI DPR Harris Turino. (Foto: Dok. DPR RI)
Anggota Komisi VI DPR Harris Turino. (Foto: Dok. DPR RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi VI DPR Harris Turino mengapresiasi kinerja investasi Pemerintah dalam kuartal pertama tahun ini. Yang menggembirakan, investasi juga sudah merata antara Jawa dan luar Jawa.

Harris secara khusus menyebut Kementerian Investasi yang berhasil mencapai realisasi penanaman modal sebesar Rp 1207,2 triliun (tahun 2022).

 “Ini angka yang cukup bagus," kata dia di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Masuk Bursa Cawapres Ganjar, Pak Bas: Saya Fokus Kerja Aja

Hebatnya, angka investasi tersebut sama dengan target investasi yang dicanangkan Presiden Jokowi pada tahun 2022.

"(Capaian investasi) Ini lebih malah sedikit. Tepatnya adalah 100,6 persen. Hebat ini matching-nya. Dan 124,7 persen bila dibandingkan dengan Renstra," jelas anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.

Sementara untuk target investasi di kuartal pertama tahun  ini, sambungnya, juga menunjukkan perkembangan mengembirakan.

Baca juga : DKI Bangun Embung Bisa Jadi Destinasi Berwisata

Di kuartal pertama tahun ini, penamanan modal tumbuh 16,5 persen year on year (yoy). Diharapkan, target sampai akhir tahun sebesar Rp 1.400 triliun yang dicanangkan Presiden pada tahun 2023 ini bisa tercapai.

"Dari sisi sebaran (investasi) juga cukup baik, antara Jawa dan luar Jawa, serta Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) juga bagus sekali. Kecenderungan investasi di luar Jawa lebih besar dibanding Jawa. Jadi layak mendapatkan apresiasi," ujarnya.

Namun demikian, Harris bertanya-tanya terkait kebijakan hilirisasi tambang. Salah satu pendorong peningkatan penanaman modal ke Indonesia adalah program hilirisasi hasil tambang, salah satunya nikel untuk bahan pembuatan baterai.

Baca juga : Kepala BPIP: Ulama Dan Budayawan Berperan Jaga Pancasila

Sebenarnya, tanya Harris, posisi Indonesia sekarang di dalam rantai pasok dunia seperti apa dan akan dibawa sampai ke mana? Selain itu, apakah benar hilirisasi nikel ini benar-benar hingga menghasilkan baterai. "Dan kalau ya, kapan?" tanya dia.

Harris mengingatkan, di beberapa negara saat ini juga sudah mulai berupaya membuat baterai dengan bahan non nikel dan kobalt yang digunakan untuk pembuatan lithium iron phosphate.

 "Nah, Bagaimana Kementerian Investasi menyikapi tren ini. Apakah masa depannya ada di nikel, atau di material yang lain? Karena kalau masa depannya di material lain, sementara kita fokusnya di nikel nanti kita ketinggalan sendirian," khawatirnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.