Dark/Light Mode

Cegah Diabetes Anak, Perlu Intervensi Kebijakan Pemerintah

Kamis, 6 Juli 2023 09:06 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat memberi sambutan pada diskusi daring bertema Ancaman Diabetes Melitus pada Anak-Anak Indonesia Sangat Mencemaskan, yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (5/7). Foto: Istimewa
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat memberi sambutan pada diskusi daring bertema Ancaman Diabetes Melitus pada Anak-Anak Indonesia Sangat Mencemaskan, yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (5/7). Foto: Istimewa

 Sebelumnya 
Ketua Tim Kerja Penyakit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Kementerian Kesehatan RI, dr. Esti Widiastuti mengungkapkan, prevalensi DM pada rentang 2013-2022 meningkat drastis.

Pada 2021, tambah Esti, tercatat 6,7 juta orang meninggal karena menderita diabetes. Pada tahun yang sama 1,2 juta anak menderita diabetes tipe 1.

Esti mengungkapkan faktor risiko penyebab DM sangat erat dengan gaya hidup. Dia memperkirakan jumlah penderita DM tipe 1 di Indonesia bisa jadi lebih tinggi dari yang tercatat, karena rendahnya upaya deteksi dini sehingga tidak terdiagnosa.

Baca juga : Tak Perlu Ribut Soal JIS, Ada 22 Stadion Yang Bakal Direnovasi Pemerintah

Secara keseluruhan, ujar Esti, biaya pelayanan kesehatan terkait DM dan sejumlah penyakit yang dipicunya seperti stroke, jantung dan kanker di Indonesia pada 2019 tercatat lebih dari Rp 8 triliun.

Pemerintah, ujar Esti, sudah melakukan transformasi sistem kesehatan yang salah satunya berupa transformasi layanan primer yang mengedepankan upaya preventif dan promotif, diharapkan masyarakat sebagai salah satu ujung tombak dalam pelaksanaannya.

Berbagai upaya peningkatan aktivitas fisik, edukasi terkait pola hidup sehat, dan deteksi dini berupa pemeriksaan berat badan, tekanan darah, test kadar gula dalam darah, ujar Esti, dilakukan dalam mengedepankan langkah preventif dan promotif.

Baca juga : Nasib Divestasi Vale Diputuskan Pemerintah Bulan Ini

Ketua Umum IDAI, Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso mengungkapkan, data IDAI mencatat penderita DM tipe 2 meningkat sampai 3 persen dan 77 persen di antaranya adalah anak-anak yang obesitas.

Menurut Piprim, penderita DM tipe 2 di masa lalu adalah orang berusia 40 tahun ke atas. Namun saat ini DM tipe 2 ini sudah diderita oleh anak berusia 6-7 tahun.

"Ini harus diwaspadai. Ini indikasi gaya hidup masyarakat kita yang tidak sehat," ujarnya.

Baca juga : Komisi XI DPR: Kendalikan Inflasi, Perlu Kerja Sama Pemerintah Pusat Dan Daerah

Selain karena gaya hidup, tambah dia, konsumsi ultra processed food dengan glycemic index yang tinggi juga merupakan pemicu DM tipe 2. Apalagi, tegas Piprim, rasa manis yang ditimbulkan sangat adiktif.

"Kondisi ini merupakan wake up call bagi kita semua. Karena, satu dari delapan penduduk Indonesia menderita DM dan 80 persen penderita itu tidak sadar kalau mereka menderita DM," tegas Piprim.

Pemerintah, tambahnya, harus hadir untuk mengendalikan makanan yang tidak sehat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.