Dark/Light Mode

Hadiri Upacara Praspa TNI-Polri, Bamsoet Ingatkan Ancaman Militer dan Non-Militer

Rabu, 26 Juli 2023 13:06 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) menyaksikan pelantikan 833 perwira TNI dan Polri oleh Presiden Jokowi dalam Upacara Prasetya Perwira TNI-Polri, di di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (26/7). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) menyaksikan pelantikan 833 perwira TNI dan Polri oleh Presiden Jokowi dalam Upacara Prasetya Perwira TNI-Polri, di di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (26/7). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyaksikan pelantikan 833 perwira TNI dan Polri oleh Presiden Jokowi dalam Upacara Prasetya Perwira (Praspa) TNI-Polri, di di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (26/7). Para perwira yang dilantik merupakan lulusan 2023 dari Akademi Militer, Akademi Angkatan Laut, Akademi Angkatan Udara, dan Akademi Kepolisian.

Pelantikan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 52 TNI Tahun 2023 dan Nomor 53 Polri Tahun 2023 tentang Pengangkatan Taruna dan Taruni Akademi TNI dan Akademi Kepolisian Menjadi Perwira TNI dan Perwira Kepolisian RI.

Bamsoet memaparkan, tugas berat kini berada di pundak para perwira tersebut sebagai anak bangsa yang bertugas menjaga kedaulatan, pertahanan dan keamanan bangsa serta negara. Terlebih era saat ini berada dalam dunia yang jauh berbeda dibanding masa sebelumnya.

Baca juga : Terima PPJI, Bamsoet Ajak Wujudkan Kedaulatan Pangan

“Dinamika lingkungan strategis dan laju peradaban zaman diwarnai kompetisi dan perebutan pengaruh negara-negara besar yang telah menempatkan Indonesia pada pusaran kepentingan global," ujar Bamsoet.

Ketua DPR ke-20 ini mengingatkan, jika tidak siap dan waspada, bangsa Indonesia bisa tergilas dalam kompetisi global yang tidak mengenal batasan ruang dan waktu. Berbaurnya ancaman militer dan non-militer juga turut mendorong terciptanya dilema geopolitik dan geostrategis global yang sulit diprediksi dan diantisipasi.

Indonesia juga menghadapi potensi ancaman dalam bentuk gangguan separatisme, terorisme, konflik komunal, radikalisme, serta berbagai bentuk gangguan lain, seperti ancaman keamanan maritim dan kejahatan transnasional (lintas batas). Kejahatan transnasional merupakan salah satu dari tiga jenis kejahatan non konvensional yang meningkat pesat.

Baca juga : Jadi Wisudawan Universitas Terbuka, Bamsoet Tegaskan Akan Terus Belajar

“Di samping kejahatan terhadap kekayaan negara dan kejahatan dengan implikasi kontinjensi yang mengganggu aspek-aspek keamanan, politik, sosial, ekonomi, serta meresahkan masyarakat yang terjadi secara mendadak dan sulit diprediksi," jelas Bamsoet.

Dosen tetap Pembaharuan Hukum Nasional serta Politik Hukum Nasional dan Kebijakan Publik pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Borobudur ini menerangkan, untuk menghadapi berbagai ancaman dan tantangan kebangsaan tersebut, dibutuhkan personil TNI dan Polri yang profesional. Sekaligus menjalankan soliditas TNI-Polri, tidak terlibat dalam politik praktis, dan tetap setia menjaga bangsa dan negara.

"Salah satu penyebab mengapa Indonesia sampai saat ini masih damai, tidak terjadi huru hara maupun konflik sosial lainnya, lantaran TNI dan Polri tidak ikut-ikutan dalam proses politik kekuasaan. TNI dan Polri tetap berada di garisnya. Setia kepada Indonesia, bukan setia kepada segelintir orang atau kelompok kepentingan. Hal ini harus tetap ditanamkan dan diwariskan kepada segenap personil TNI Polri di masa kini dan di masa mendatang,” pungkas Bamsoet.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.