Dark/Light Mode

Bamsoet Apresiasi Kiprah 24 Tahun GRANAT Perangi Narkoba

Minggu, 5 November 2023 13:09 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (memakai batik) menghadiri peringatan HUT ke-24 GRANAT, di Jakarta, Sabtu malam (4/11). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (memakai batik) menghadiri peringatan HUT ke-24 GRANAT, di Jakarta, Sabtu malam (4/11). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi kiprah 24 tahun Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT). Menurut Bamsoet, di bawah kepemimpinan Ketua Umum Henry Yosodiningrat, GRANAT telah menjadi oase masyarakat dan pemerintah dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.

Bamsoet menerangkan, narkoba telah menjadi persoalan akut yang membutuhkan perhatian serius dari segenap pemangku kepentingan, sinergi yang kuat antar institusi, tanpa mengesampingkan pentingnya partisipasi masyarakat. Sebagai gambaran, data Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2021, jumlah kasus narkoba di Indonesia tercatat sebanyak 1.184kasus, melibatkan tersangka sebanyak 1.483 orang. Jumlah tersebut meningkat pada 2022 menjadi 1.350 kasus, dengan jumlah tersangka sebanyak 1.748 orang.

“Tahun ini, pada periode Januari hingga Juli saja, tercatat sudah ada 1.125 kasus narkoba dengan jumlah sebanyak 1.625 orang. Prevalensi pengguna narkoba juga terus menunjukkan peningkatan yang tahun ini mencapai 4,8 juta orang," ujar Bamsoet, dalam peringatan HUT ke-24 GRANAT, di Jakarta, Sabtu malam (4/11).

Baca juga : Bamsoet Puji Kiprah Wanita Penerus Pelopor Kemerdekaan Kembangkan UMKM

Hadir antara lain, Ketua Umum Dewan DPP GRANAT Henry Yosodiningrat, Ketua Dewan Pembina DPP GRANAT Komjen Pol (Purn) Togar M Sianipar serta Ketua Panitia Irjen Pol (Purn) Anjan Pramuka Putra.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, dari aspek ekonomi, nilai kerugian negara juga terus mengalami peningkatan. Tahun 2013, nilai kerugian biaya ekonomi akibat narkoba tercatat sebesar Rp 57 triliun. Tahun 2015, meningkat pada kisaran Rp 63 triliun, dan pada 2021, angka tersebut kembali melonjak hingga Rp 84 triliun. Angka ini akan terus meningkat seiring dengan peningkatan angka kasus penyalahgunaan narkoba.

Dari aspek pengguna narkoba di Indonesia, ternyata didominasi kelompok usia produktif antara 25 hingga 49 tahun. Yang lebih memprihatinkan, jumlah keterlibatan pelajar dan mahasiswa dalam kasus narkoba juga terus mengalami peningkatan.

Baca juga : Bamsoet Apresiasi Gelaran Festival Musik Tematik Scream or Dance Milenial

“Pada periode Januari hingga Juni 2023, jumlah pelajar dan mahasiswa yang dilaporkan terlibat penyalahgunaan narkoba mencapai 2.239 orang. Tidak hanya menjadi pengguna, mahasiswa dan pelajar yang dilaporkan juga terlibat dalam peredaran narkoba," jelas Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI ini menerangkan, bangsa Indonesia dapat belajar dari negara-negara yang pernah nyaris “kalah” menghadapi narkoba. Misalnya Mexico, yang tempat kehadiran kartel narkoba terbesar di dunia membuat pemerintahnya kewalahan, dan angka kriminalitas akibat penyalahgunaan dan peredaran narkotika sangat tinggi. Atau Kolombia, tempat jaringan mafia dan kelompok kriminal yang terafiliasi dengan kartel narkoba pernah “menguasai” ratusan kota.

“Bahkan Tiongkok pada tahun 1839, pernah kewalahan menghadapi maraknya opium yang diselundupkan pedagang Inggris. Tiongkok terpuruk, karena harta negara terus mengalir ke pedagang Inggris dan jutaan ketergantungan opium," terang Bamsoet.

Baca juga : Bamsoet Apresiasi Kesuksesan EHang Raih Type Certificate eVTOL

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, patut diapresiasi langkah represif dan penegakan hukum yang telah dijalankan dengan baik oleh Polri dan aparat penegak hukum lainnya. Misalnya, belum lama ini Bareskrim Polri berhasil membongkar jaringan Narkoba terbesar se-Asia Tenggara, dengan mengungkap Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang terhubung dengan jaringan Fredy Pratama. Total aset yang disita mencapai Rp 10,5 triliun.  

"Di sisi lain, selain langkah represif yang tegas tersebut, tidak kalah pentingnya adalah langkah-langkah alternatif yang sering dikemukakan oleh GRANAT dalam berbagai kegiatan dan aksi kolaborasi, yaitu langkah preemtif, preventif, dan rehabilitasi," pungkas Bamsoet.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.