Dark/Light Mode

Bamsoet Berikan Kuliah Politik dan Strategi Pascasarjana Unhan

Senin, 29 Januari 2024 23:21 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Istimewa)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) memberikan kuliah sebagai Dosen Universitas Pertahanan (Unhan), pada mahasiswa Pascasarjana Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Fakultas Keamanan Nasional, Senin (29/1). Bamsoet mengajar Mata Kuliah Strategi Pertahanan, dengan sub tema pembahasan terkait politik dan strategi.

"Politik, strategi, dan pertahanan merupakan tiga hal yang saling berhubungan. Sebagai contoh, adanya beberapa daerah yang mendapatkan status otonomi khusus seperti Aceh, Yogyakarta, dan Papua, merupakan bentuk keputusan politik dari pemerintah yang didukung parlemen, sebagai langkah strategi sekaligus solusi dalam menjaga keutuhan NKRI," ujar Bamsoet, saat mengajar sebagai dosen UNHAN secara virtual, dari Dapil VII Jawa Tengah Purbalingga, Senin (29/1).

Baca juga : Mahfud Tegaskan Komitmen Putihkan Kredit Macet Petani Dan Nelayan

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, selain menganut sistem politik multi partai dan presidensial, dalam menjaga pertahanan dan kedaulatan bangsa, Indonesia memiliki doktrin politik Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Prinsip Sishankamrata tersebut bahkan "berhasil" dijalankan Ukraina dalam menghadapi serangan militer yang luar biasa dari Rusia. Dalam menghadapi pertempuran dengan Rusia, Ukraina menjalankan strategi People Defence yang melibatkan seluruh warga negaranya, prinsipnya sama dengan Sishankamrata.

Bamsoet melanjutkan, kehadiran Undang-Undang (UU) Nomor 23/2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional Untuk Pertahanan Negara, merupakan bagian dari wujud dukungan politik hukum negara dalam mengimplementasikan prinsip Sishankamrata. Melalui UU tersebut, Kementerian Pertahanan bisa membentuk Komponen Cadangan (Komcad) yang berasal dari warga negara non militer, namun bukan dengan status wajib militer.

Baca juga : Di Balik Keberhasilannya, Inilah Proses Penerjemahan Al-Quran Bahasa Daerah

“Komcad kini sudah memiliki 18 batalion, dengan total personil mencapai 8.574 orang, yang siap diturunkan sewaktu-waktu dalam mempertahankan negara," jelas Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Alumni Doktor Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) ini menerangkan, dalam kancah internasional, Indonesia menganut prinsip politik luar negeri bebas aktif. Sebagaimana disampaikan Wakil Presiden pertama Indonesia, Moh. Hatta, bahwa Indonesia layaknya mendayung diantara dua karang dalam menghadapi pertentangan antara blok barat dan blok timur.

Baca juga : Seminar Gizi Berikan Dampak Positif Bagi Masyarakat

Bamsoet menerangkan, karena mengambil langkah politik mendayung di antara dua karang, maka Indonesia memilih tidak memihak blok barat maupun blok timur. Melainkan justru berteman dengan banyak negara yang tergabung dalam kedua blok tersebut.

“Hal ini merupakan bagian dari strategi agar Indonesia bisa melakukan kerjasama pertahanan dengan negara-negara yang berada di dalam blok barat maupun di blok timur. Tidak heran jika kita bisa membangun kerjasama pertahanan dengan Amerika, sekaligus juga dengan Rusia, dan juga Tiongkok," pungkas Bamsoet.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.