Dark/Light Mode

PT Pindad Bisa Bikin Murah Meriah

La Nyalla Desak Ventilator Segera Diproduksi Massal

Senin, 20 April 2020 20:34 WIB
Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti saat mendatangi PT Pindad di Bandung, Senin (20/4). Foto: Humas DPD
Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti saat mendatangi PT Pindad di Bandung, Senin (20/4). Foto: Humas DPD

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua DPD AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mendesak pemerintah segera menugaskan PT Pindad memproduksi massal alat bantu pernapasan atau ventilator yang sangat dibutuhkan rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Mengingat harga yang sangat murah bila dibanding produk impor.

Demikian dikatakan La Nyalla dalam kunjungan kerjanya ke kantor pusat PT Pindad Persero di Bandung, Senin (20/4). Dalam kunjungan ini, La Nyalla didampingi Senator dari daerah pemilihan Jawa Barat, Oni Suwarman dan Eni Sumarni. 

Sementara dari PT Pindad Persero tampak hadir Direktur Utama Abraham Mose dan Direktur Utama PT Pindad Enjiniring Indonesia, Sena Maulana serta jajaran direksi Pindad Medika Utama.   

Setelah mendapatkan penjelasan dari pimpinan PT Pindad, La Nyalla menyatakan, harga ventilator yang ditawarkan Pindad jauh di bawah harga produk impor. Dan komponen bahan bakunya, 100 persen lokal. 

“Bayangkan harga produk impor sekarang bisa mencapai 900 juta hingga 1 milyar rupiah. Sementara Pindad bisa buat dari yang paling sederhana di angka 10 juta rupiah hingga yang paling mahal di angka 100 juta rupiah,” terang La Nyalla.  

Baca juga : Mei, Ventilator Low Cost Buatan Dalam Negeri Mulai Diproduksi

Karena itu, senator asal Jawa Timur ini mengingatkan, kalau pemerintah menanggulangi Covid-19, “Segera tugaskan Pindad untuk produksi massal, dan distribusikan ke rumah sakit di 34 provinsi di Indonesia,” tandas La Nyalla.

Perlu diketahui, PT Pindad Persero telah menyiapkan dua produk ventilator. Yang pertama, Ventilator Resusitator Manual (VRM) dan serta dua type Ventilator Covent-20. Yakni type CPAP (oksigen terapi) dan type CMV (pasien gagal nafas). Untuk VRM dipatok di harga Rp 10 juta. Sedangkan Covent-20 CPAP di kisaran Rp 60 juta dan Covent-20 CMV di angka Rp 100 juta. 

Dijelaskan Direktur Utama PT Pindad Persero Abraham Mose, untuk type VRM murni hasil kreasi Pindad. Sedangkan Covent-20, hasil kerja sama PT Pindad dengan Universitas Indonesia. “Untuk type Covent-20 cocok digunakan untuk pra-rumah sakit, intra-rumah sakit, antar-rumah sakit, dan transportasi atau mobile,” paparnya.

Senada dengan La Nyalla, Senator Oni Suwarman menyatakan pandemi Covid-19 bukan hanya terjadi di kota-kota besar di Pulau Jawa, tetapi sudah merata di seluruh provinsi di Indonesia.

Sementara kesiapan rumah sakit, khususnya terkait dengan ketersediaan ventilator sangat tak sebanding dengan jumlah pasien. “Dan kalau faktanya produk ini lebih jauh lebih murah daripada impor, mengapa tidak langsung dieksekusi untuk produksi?” pinta senator yang meraih 4,1 juta suara di Jabar itu. 

Baca juga : PT Pintar Dan PSN Lanjut Garap Infrastruktur Satelit Di Indonesia

Sebelumnya, dalam sambutannya, LaNyalla membeberkan beberapa langkah sejumlah negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Filipina, Malaysia dan Thailand yang sangat serius dan bergerak cepat menanggulangi wabah ini. 

“Bahkan Kongres Filipina menyetujui kewenangan lebih besar dan cepat kepada pemerintah untuk memperkuat ketahanan di sektor kesehatan dengan memberi wewenang untuk secara paksa menggunakan sejumlah fasilitas dan utilitas publik untuk penanganan pandemi Covid-19,” urainya.

Dikatakan La Nyalla, ada tiga ketahanan nasional negara. Selain ketahanan pangan dan energi, adalah ketahanan di sektor kesehatan.

“Hari ini kita harus cepat dan serius melakukan semua upaya untuk mempertahankan ketahanan di sektor kesehatan. Tentu tanpa melupakan penanganan dampaknya. Seperti jaring pengaman sosial dan ekonomi,” ungkapnya.

Ketahanan kesehatan, lanjut La Nyalla juga meliputi perlindungan kepada tenaga medis, baik dokter maupun perawat dan seluruh tenaga kerja yang terlibat di rumah sakit. 

Baca juga : Permintaan Tinggi, Mitra Binaan AHM Banting Setir Produksi Masker

Kepada para senator ini, Abraham Mose juga menitipkan aspirasi terkait ketahanan sektor kesehatan juga perlu dipikirkan penguatan di sektor industri hulu. Seperti tabung oksigen untuk rumah sakit yang spesifikasinya berbeda dengan tabung LPG. 

“Kita bisa memproduksi, tetapi bahan baku platnya yang ternyata harus impor. Ini kami titipkan aspirasi dari kami,” tandas Abraham, yang berhasil memasok 350 unit kendaraan tempur ANOA 6x6 untuk pasukan perdamaian PBB. [KRS]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.