Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Setuju Relaksasi PSBB, Fraksi PDIP Minta Pemerintah Fokus ke Pangan, Ekonomi dan Kesehatan

Senin, 4 Mei 2020 15:01 WIB
Muchamad Nabil Haroen (Foto: Istimewa)
Muchamad Nabil Haroen (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi IX DPR Muchamad Nabil Haroen ikut angkat suara mengenai wacana relaksasi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sedang dikaji pemerintah. Relaksasi itu rencananya dilakukan agar masyarakat tidak stres dan terkekang di tengah pandemi.

Anggota Fraksi PDIP ini tidak keberatan jika pemerintah memutuskan relaksasi penerapan PSBB. Dia hanya meminta agar relaksasi penerapan PSBB itu terlebih dahulu dikaji secara matang dengan beberapa pertimbangan strategis. 

Baca juga : Komisi III DPR Heran Dengan Pihak yang Tolak Boy Rafli Amar Jadi Kepala BNPT

“Pemerintah harus merujuk pada tujuan utamanya, yakni menjaga nyawa, keamanan, dan kesejahteraan rakyat. Memang PSBB menjadikan ekonomi melambat, yang pada akhirnya berdampak pada sirkulasi keuangan dan pendapatan warga. Ini yang harus dikaji,” ucapnya, Senin (4/5).

Jika relaksasi itu diterapkan, dia meminta pemerintah fokus dalam pemenuhan kebutuhan pangan, ekonomi, dan kesehatan bagi masyarakat. “Bagaimana mengelola ketahanan pangan, pendapatan warga, sekaligus penanganan medis,” ucapnya.

Baca juga : DPR Dorong Penguatan Stabilitas Nilai Tukar Rupiah

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama menambahkan, saat relaksasi PSBB terapkan, harus ada peraturan ketat terkait physical distancing dan social distancing, serta pentingnya memakai masker. “Jadi, warga harus diberitahu kita berada dalam kehidupan dengan pola baru, dengan mengutamakan kesehatan,” terangnya.

Muchamad juga menyinggung soal beredar teori konspirasi terkait Covid-19. Kata dia, ada yang mengaitkan bahwa virus corona butan China, Amerika Serikat, dan bahkan Yahudi. “Ini harus dihentikan, dan masyarakat jangan sampai terprovokasi. Kita perlu hidup dengan pola komunikasi yang sehat,” tutupnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.