Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Antisipasi Impor 2,4 Juta Ton
DPR Dukung Perum Bulog Pasok Sagu Pengganti Beras
Selasa, 30 Juni 2020 06:32 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Senayan mendukung penggunaan sagu untuk mengatasi defisit beras akibat penurunan produksi tahun ini.
Diprediksi, ada impor beras 2,4 juta ton jika tidak ada kebijakan segera menjadikan sagu sebagai bahan pangan pengganti beras.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya menyatakan, adanya penurunan produksi beras sepanjang tahun 2019 terhadap realisasi produksi 2018.
Total produksi beras tahun lalu tercatat 31,31 juta ton, menurun 7,75 persen dibanding capaian produksi 2018 sebanyak 33,94 juta ton.
Baca juga : Subsidi Gas Melon Mau Diubah Jadi BLT
Tingginya penurunan produksi ini akibat cuaca ekstrem (kemarau) dan juga sempat terjadi banjir sawah di berbagai daerah
“Sementara berdasar ramalan FAO (Badan Pangan Dunia PBB), Indonesia dan dunia akan mengalami kemarau panjang sebagai akibatnya diperkirakan Indonesia harus mengimpor beras paling tidak sebanyak 2,4 juta ton per tahun,” kata anggota Komisi X DPR, Robert J Kardinal di Jakarta, kemarin.
Robert khawatir, penurunan produksi beras tetap terjadi di 2020 ini akibat kekeringan berkepanjangan.
Di satu sisi, prediksi FAO dan wabah pandemi Covid-19 akan mendorong negara-negara produsen beras untuk mengurangi ekspor dalam rangka mengamankan kebutuhan dalam negeri.
Baca juga : DPR Minta Pemerintah Serius Tangani 99 Warga Rohingya Yang Terdampar di Aceh
Untuk itu, Robert mengingatkan pentingnya mendorong kearifan lokal dan diversiti pangan di masyarakat sehingga bentuk bantuan saat musibah terjadi tidak lagi harus berbentuk beras tapi disesuaikan dengan komoditas spesifik lokasi.
“Jika 2,4 juta ton beras tersebut harus diganti dengan sagu, maka diperlukan hanya sekitar 120 ribu hektare hutan atau kebun sagu,” kata Robert di Jakarta, kemarin.
Sedianya, kata Robert, pemerintah akan menganggarkan Rp 6 triliun lebih untuk membangun lumbung pangan di Kalimantan Tengah.
Namun tetap saja, belum bisa menutupi defisit beras tahun ini sebab untuk penyiapan lumbung pangan ini, tetap dibutuhkan persiapan yang matang baik utamanya infrastruktur pengairan dan sarana prasarana lainnya.
Baca juga : Tingkatkan Kinerja BUMN, Komisi VI Usul DPR Bentuk Tim Penilai
Karena itu, yang paling mudah saat ini, kata Robert, adalah menjadikan sagu sebagai pangan setara beras. Jika itu dilakukan, maka pemenuhan 120 ribu hektare hutan sagu untuk menutupi defisit 2,4 juta ton beras tersebut sangatlah mudah.
Sebab kawasan hutan sagu yang dimiliki negeri ini sangat luas, yaitu sebesar 5,5 juta hektare yang tersebar di banyak wilayah utamanya Papua dan Sulawesi.
Kebijakan Direktur Utama Bulog Budi Waseso untuk menggunakan sagu jika terjadi kelangkaan beras patut didukung semua pihak.
“Karena itu kami mohon, sagu disetarakan dengan beras sehingga Perum Bulog diberi kewenangan dalam negeri untuk memasok sagu sesuai arahan Presiden sebagai bentuk antisipasi pasca Covid-19 dan kemarau panjang sehingga sagu dapat menjadi solusi atas kelangkaan pangan nasional disamping beras yang pasti mengalami kelangkaan ke depan,” jelas Robert. [KAL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya