Dark/Light Mode

Bertemu Ketua Majelis Agung Nasional Turki

Bamsoet Dukung Sikap Erdogan Dan Jokowi Kecam Keras Pernyataan Macron

Selasa, 3 November 2020 21:57 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) saat bertemu Ketua Majelis Agung Nasional atau Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop, di Ankara, Turki, Selasa (3/11). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) saat bertemu Ketua Majelis Agung Nasional atau Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop, di Ankara, Turki, Selasa (3/11). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo melakukan kunjungan kerja ke Turki untuk bertemu Ketua Majelis Agung Nasional atau Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop. Dalam lawatannya itu, politisi yang akrab disapa Bamsoet tersebut menyampaikan duka cita mendalam atas musibah bencana gempa bumi yang menghantam Laut Aegean dan berdampak di beberapa wilayah di Turki, khususnya Izmir, Jumat (30/10). Hingga kini, tercatat sudah 79 warga meninggal dunia, dan 962 orang terluka.

"Bangsa Indonesia mendoakan dan mendukung agar semua proses recovery pasca gempa dapat berjalan lancar. Sehingga, masyarakat yang terdampak dapat segera pulih dan bangkit dari musibah tersebut," ujar Bamsoet, saat bertemu Mustafa Sentop, di Ankara, Turki, Selasa (3/11).

Kunjungan kerja pimpinan MPR ini atas undangan Mustafa Sentop. Turut hadir para Wakil Ketua MPR antara lain Syarief Hasan dan Fadel Muhammad. Serta anggota MPR dari Unsur DPR Mohammad Ichsan Firdaus dan anggota MPR dari unsur DPD Djafar Alkatiri. 

Baca juga : Jangan Sampai Beda Pilihan Di Pilkada Rusak Persatuan Dan Kesatuan Bangsa

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, dalam pertemuan dengan Mustafa Sentop, pimpinan MPR mendukung sikap tegas Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang mengecam keras Presiden Prancis Emmanuel Macron. Macron dinilai menghina agama Islam dengan mengatakan Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia. Macron juga mendukung pemuatan karikatur Nabi Muhammad SAW.

"Banyak masyarakat Indonesia simpati dan kagum dengan kecaman keras Presiden Erdogan terkait pernyataan Presiden Prancis yang dinilai menghina Islam. Sebagai Pimpinan MPR, saya juga mendukung sikap tegas Presiden RI Joko Widodo yang turut mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang berpotensi memecah belah kerukunan antar umat beragama di dunia," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menuturkan, bangsa Indonesia sebagai penduduk muslim terbesar di dunia memiliki kepentingan untuk menyuarakan perdamaian. Sebab, agama apapun tidak pernah memperbolehkan menghina agama lain ataupun berbuat kekerasan.

Baca juga : Bamsoet : Hubungan Fadli Zon Dengan Jokowi Sangat Baik

"Bahkan dalam Islam diajarkan, mereka yang bukan saudaramu dalam seiman, adalah saudaramu dalam kemanusiaan. Islam adalah rahmatan lil alamin. Jika penduduk Muslim mengamalkan Islam yang rahmatan lil alamin, niscaya benturan antar peradaban yang mengatasnamakan agama bisa terhindarkan," jelas Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, negara berpenduduk Muslim seperti Indonesia dan Turki perlu menghadirkan wajah Islam yang harmonis. Karena penduduk non-muslim tidak mempelajari Alquran dan hadist, melainkan mereka mempelajari perilaku umat muslim. 

"Atas dasar itulah MPR memiliki gagasan membentuk Majelis Syuro International, sebagai forum kerjasama bagi negara-negara Islam dan negara berpenduduk mayoritas muslim. Khususnya untuk mengisi ruang kosong yang selama ini ditinggalkan berbagai forum lembaga legislatif internasional seperti International Parliamentary Union (IPU) dan Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC), yakni dalam mendorong perdamaian, keamanan, demokrasi, HAM, dan toleransi antar umat beragama," terang Bamsoet.

Baca juga : Sebelum Vaksin Tersedia, Bamsoet Ajak Setiap Warga Patuhi Protokol Kesehatan

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini juga menyoroti kerjasama yang dilakukan Indonesia dengan Turki di berbagai bidang. Meskipun banyak kemajuan yang telah dicapai, namun belum ada kemajuan dalam negosiasi Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA). MPR RI sebagai lembaga parlemen yang diisi anggota DPR RI dan DPD RI mendorong Parlemen Turki membantu menyelesaikan hambatan yang terjadi dalam proses negosiasi tersebut.

"Percepatan perundingan IT-CEPA sangat diperlukan guna mendorong terwujudnya komitmen pimpinan kedua negara, yaitu Presiden Erdogan dan Presiden Joko Widodo, untuk meningkatkan volume perdagangan bilateral hingga 10 miliar dolar AS pada 2023," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.