Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hadiri Milad Ke-108, Bamsoet: Indonesia Dan Muhammadiyah Satu Kesatuan Tak Terpisahkan

Rabu, 18 November 2020 17:34 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) saat menghadiri Milad ke-108 Persyarikatan Muhammadiyah, di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (18/11). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) saat menghadiri Milad ke-108 Persyarikatan Muhammadiyah, di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (18/11). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo menilai, perjalanan 108 tahun Persyarikatan Muhammadiyah menunjukkan bahwa pengabdian terhadap bangsa Indonesia sudah dilakukan jauh sebelum negara Indonesia merdeka. Kontribusi Muhammadiyah terhadap kemerdekaan Indonesia pun tak perlu diragukan. Paling besar terlihat dari peran Ketua Umum Muhammadiyah ke-5, Ki Bagoes Hadikoesoemo, sebagai perwakilan kalangan agama di Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang tak memaksakan Piagam Jakarta, dan menerima Pancasila sebagai ideologi negara.

"Indonesia dengan Muhammadiyah adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan, layaknya orang tua dan anak. Sejak awal perjuangan dan mengisi kemerdekaan, Muhammadiyah menyadari bahwa kemajemukan bangsa adalah fitrah sekaligus rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Nilai inilah yang harus terus disuburkan, mengingat Indonesia didirikan bukan atas satu agama tertentu, melainkan atas sumbangsih berbagai kalangan umat beragama," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, saat menghadiri Milad ke-108 Persyarikatan Muhammadiyah, di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (18/11).

Turut hadir baik secara fisik maupun virtual, antara lain Presiden Jokowi, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Agama Fachrul Razi, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, dan Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan.

Baca juga : Milad Ke-108, Muhammadiyah Usung Tema Teguhkan Gerakan Hadapi Pandemi Dan Masalah Negeri

Ketua DPR ke-20 ini mengapresiasi kiprah dakwah Muhammadiyah yang selalu mengedepankan tanwir (mencerahkan) dan tabsyir (menggembirakan). Tak pernah menggunakan cara kekerasan, apalagi menjadikan agama sebagai sumber konflik dan perpecahan.

"Tak mengherankan jika dalam membangun Indonesia melalui dakwah, Muhammadiyah menempuh tiga jalur utama yang dikenal dengan Amal Usaha Muhammadiyah. Pertama, pendidikan dengan mendirikan sekolah dari tingkat TK sampai perguruan tinggi. Kedua, mendirikan balai pengobatan dari mulai klinik hingga rumah sakit. Dan Ketiga, mendirikan panti, baik untuk anak-anak hingga orang tua/jompo," jelas Bamsoet.

Bamsoet, yang merupakan warga kehormatan Muhammadiyah ini, memaparkan, Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah pernah merilis aset yang dimiliki Persyarikatan Muhammadiyah. Amal usaha pendidikan tercatat 3.370 TK, 2.901 SD/MI, 1.761 SMP/MTs, 941 SMA/MA/SMK, 67 pondok pesantren, dan 167 perguruan tinggi. 

Baca juga : HUT Ke-25, Prudential Indonesia Bantu Desa Maju Rp 5 M

"Amal usaha kesehatan tercatat sebanyak 47 rumah sakit, 217 poliklinik, dan 82 klinik bersalin. Sedangkan amal usaha pelayanan sosial memiliki lebih 318 panti asuhan, 54 panti jompo, dan 82 rehabilitasi cacat. Berbagai amal usaha tersebut jumlahnya pasti akan terus bertambah. Jika ditaksir, seluruh aset yang dimiliki Muhammadiyah bisa mencapai Rp 320 triliun. Ini menunjukan betapa dahsyatnya kekuatan Muhammadiyah," papar Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mengingatkan, sebagaimana juga sering disampaikan Presiden Jokowi, saat ini Indonesia sedang dihadapkan pada maraknya penyalahgunaan ajaran agama. Dimana individu hingga kelompok memakai agama untuk menyebarkan kebencian dan memecah belah bangsa. Tak jarang, penyalahgunaan agama ini masuk ke berbagai instansi pemerintahan.

"Sebagai contoh, BUMN Watch pada tahun 2019 mengindikasikan terdapat 15 sampai 20 persen pegawai BUMN terpapar radikalisme. Bahkan para tokoh radikal diberikan kesempatan menyampaikan orasi di masjid-masjid BUMN. Pemerintah tak boleh abai terhadap hal ini. Pemerintah perlu bekerjasama dengan Muhammadiyah agar pengisi ceramah di masjid BUMN maupun di berbagai masjid instansi pemerintahan, diisi oleh kader Muhammadiyah yang sudah terbukti jiwa nasionalisme dan patriotismenya," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.