Dark/Light Mode

Bamsoet Resmikan Jogja Anggur Agrowisata Unggulan Bantul

Selasa, 15 Desember 2020 22:03 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo saat meresmikan Jogja Anggur, di Bantul, Yogyakarta, Selasa (15/12). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo saat meresmikan Jogja Anggur, di Bantul, Yogyakarta, Selasa (15/12). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo meresmikan Jogja Anggur sebagai salah satu agrowisata unggulan di Bantul, Yogyakarta. Peresmian diawali Ruwat Bumi dari Sastramanta Sanggar Pangawikan, dilanjutkan panen raya anggur sekaligus penanaman kembali bibit anggur. Juga ada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait pemanfaatan teknologi pertanian antara Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta dengan Jogja Anggur. 

"Biasanya anggur dibudidayakan di negara yang memiliki empat musim, terutama di kawasan Eropa. Ternyata, berkat keuletan dan inovasi dua bersaudara, Arief Wahyudianto dan Agustinus Danang, anggur bisa tumbuh di Indonesia yang memiliki iklim tropis. Ini menunjukkan tidak ada yang tak mungkin untuk dikembangkan di Indonesia. Selain menjadi tempat agrowisata yang edukatif, hasil panen Jogja Anggur bisa menjadi momentum menekan masuknya anggur impor. Pencapaian yang patut didukung," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, saat meresmikan Jogja Anggur, di Bantul, Yogyakarta, Selasa (15/12). 

Baca juga : Terawan Bukan Teladan

Turut hadir antara lain anggota DPD yang juga Permaisuri Raja Kesultanan Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Bupati Bantul Suharsono, Anggota MPR /Komisi X DPR Robert J Kardinal, Anggota MPR /Komisi VII DPR Gandung Pardiman, dan Rektor UPN Yogyakarta Irhas Effendi. 

Ketua DPR ke-20 ini memaparkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, produktivitas anggur nasional pada 2019 mencapai 13.724 ton. Paling tinggi berasal dari Bali (13.088 ton), disusul Jawa Timur (539 ton), Sulawesi Tengah (38 ton), Nusa Tenggara Timur (18 ton), Jawa Tengah (14 ton), Nusa Tenggara Barat (13 ton), Sulawesi Tenggara (5 ton), dan Yogyakarta (4 ton). 

Baca juga : Danone Indonesia Luncurkan Dongeng Digital

"Jumlah tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan domestik. Kementerian Pertanian melaporkan, sepanjang Januari-September 2020, Indonesia mengimpor 48.912 ton anggur dengan nilai mencapai 164 juta dolar AS. Kehadiran Jogja Anggur mampu menggarap 500 pohon anggur yang terdiri dari 40 varietas di lahan seluas 2.200 meter persegi, dalam setahun bisa tiga kali panen. Setiap pohon menghasilkan sekitar 10-20 kilogram anggur. Diharapkan produktivitas anggur nasional, khususnya dari Yogyakarta, bisa meningkat tajam," papar Bamsoet. 

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menekankan, di sisi lain, tingginya impor anggur harus menjadi cambuk penyemangat bagi para petani anggur untuk lebih meningkatkan produktivitas. Selain juga menjadi peluang bagi siapa pun yang ingin menjadi petani anggur, karena potensi market di dalam negeri sangat besar. 

Baca juga : Kenaikan Bea Keluar Sawit Rugikan Petani

"Pemerintah juga harus memberikan pemberdayaan dan perlindungan, sehingga masyarakat semakin bergairah melahirkan sentra agrowisata seperti Jogja Anggur, yang perlahan namun pasti bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap buah impor. Pemenuhan buah dari produksi dalam negeri selain bisa meningkatkan derajat, harkat dan martabat bangsa, juga bisa membuka banyak lapangan pekerjaan dan multiplier effect ekonomi lainnya," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.