Dark/Light Mode

Bamsoet Senang Universitas Mahasaraswati Dukung MPR Dapat Tetapkan PPHN

Selasa, 18 Mei 2021 20:56 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo melambaikan tangan usai Sosialisasi Empat Pilar MPR, di Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Bali, Selasa (18/5). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo melambaikan tangan usai Sosialisasi Empat Pilar MPR, di Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Bali, Selasa (18/5). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengapresiasi dukungan civitas akademika Universitas Mahasaraswati Denpasar, Bali, agar MPR berwenang menyusun dan menetapkan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN). Hal ini melengkapi dukungan serupa yang datang dari berbagai kampus di Bali, seperti Universitas Negeri Udayana, Universitas Ngurah Rai, dan Universitas Warmadewa. 

"Badan Pengkajian MPR sedang mematangkan perumusan naskah PPHN sebagai dasar, arah, tujuan, dan tahapan pembangunan nasional. Sehingga bisa menggambarkan capaian besar yang ingin dicapai Indonesia dalam 50 sampai 100 tahun ke depan. Sekaligus menjawab apakah Indonesia akan memilih menjadi negara pertanian, maritim, industri, atau bahkan gabungan ketiganya," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR, di Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Bali, Selasa (18/5). 

Turut hadir Ketua Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati Ida Bagus Ketut Loji, Rektor Prof I Made Sukamerta, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan I Wayan Gde Wiryawan, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sumberdaya Nengah Landra, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kerja Sama I Komang Budiarta, serta ratusan mahasiswa dan dosen yang hadir secara daring dan luring. 

Baca juga : Universitas Warmadewa Bali Ikut Dukung MPR Punya Wewenang Susun PPHN

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, presiden, gubernur, bupati/wali kota terpilih bertugas menjabarkan teknis cara pencapaian arah besar Indonesia yang terangkum dalam PPHN. Dengan demikian, visi misi calon presiden, gubernur, dan bupati/wali kota, akan merujuk kepada PPHN sebagai visi misi negara. 

"Sehingga menjamin kesinambungan antara pembangunan pusat dan daerah, serta keberlanjutan pembangunan dari satu periode pemerintahan ke periode penggantinya. Menghindari proyek mangkrak, atau salah sasaran pembangunan yang justru malah menghamburkan uang rakyat," jelas Bamsoet. 

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, berkat Haluan Negara sebagai konsensus dalam jangka panjang, negara-negara Skandinavia bisa lolos dari pengaruh kesenjangan akibat neoliberalisme. Sekaligus menjaga cita-cita bersama dari penetrasi pemimpin politik yang pergerakannya cenderung liar. 

Baca juga : Kecam Serangan Israel, Raja Salman Dukung Rakyat Palestina

"Pola pembangunan model Haluan Negara juga sudah diterapkan China sejak tahun 1953. Bahkan mereka sudah memiliki Visi China 2050," terang Bamsoet. 

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini mengingatkan para mahasiswa dan generasi muda bangsa untuk mewaspadai penyebaran berbagai paham global yang tidak sejalan dengan jati diri bangsa. Sebab, dalam menghancurkan suatu bangsa atau negara, musuh terlebih dahulu menghancurkan ingatan sejarah generasi mudanya. 

"Generasi muda yang lupa terhadap asal usul bangsa, abai terhadap Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, adalah awal dari kehancuran Indonesia. Bagaimana pun masa depan Indonesia, sepenuhnya berada di tangan anak-anak muda," jelas Bamsoet. 

Baca juga : Universitas Udayana Dukung MPR Bisa Tetapkan PPHN, Bamsoet Happy

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, atas dasar itulah, dari perspektif ideologis, PPHN juga menekankan agar pola pembangunan yang diselenggarakan juga dalam kerangka menjaga dan memperkuat ideologi negara. Mengingat kedepan berbagai tantangan kebangsaan akan semakin kompleks dan dinamis. Sehingga perlu dibangun benteng ideologi dan penguatan karakater bangsa. 

"Jika tidak siap dan waspada, kita akan tergilas dalam kompetisi global yang tidak mengenal batas terotorial dan batas waktu. Berbaurnya ancaman militer dan non-militer telah mendorong terciptanya dilema geopolitik dan geostrategis global yang sulit diprediksi dan diantisipasi, yang terkadang juga memanfaatkan pembangunan untuk menggerus jati diri sebuah bangsa," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.