Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

DPR: Utamakan Hasil Food Estate Untuk Keperluan Dalam Negeri

Rabu, 2 Juni 2021 15:20 WIB
Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin. (Foto: Ist)
Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kebutuhan pangan dalam negeri masih sangat banyak untuk dipenuhi. Pada kuartal-I Tahun 2021, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan impor berbagai komoditas pangan cukup besar mulai dari garam, gula, kedelai, jagung hingga bawang putih. Untuk itu, Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin meminta pemerintah agar menahan ide ekspor hasil Food Estate.  

"Kita doakan food estate ini berhasil ya. Apapun hasilnya, jangan sampai ada ide untuk ekspor dululah dalam waktu dekat. Kebutuhan dalam negeri masih banyak yang mesti ditambal, jangan sampai devisa menguap begitu saja akibat impor. Itupun kalo food estate berhasil ya," tutur Akmal dalam siaran persnya, Rabu (2/6).  

Politisi PKS ini menjabarkan, di kuartal-I tahun 2001, impor garam yang masuk  sampai 379.910 ton. Impor gula 1,93 juta ton, Impor kedelai 699.730 ton, Jagung sebanyak 379.910 ton, dan bawang putih 53.536,9 ton. Semua komoditas ini melaju naik baik dibandingkan tiap bulannya atau dibandingkan kuartal-I periode tahun 2020.  

Baca juga : Dasco: Golput Mubazir, Bukan Sikap Ksatria

Legislator dapil Sulawesi Selatan II tersebut juga menjelaskan, karena sifat food estate yang berbeda dengan program lumbung pangan yang pernah ada, target penyediaan panganpun semakin lengkap termasuk pemenuhan pangan sumber protein, yakni dari peternakan atau perikanan. Food estate bersifat multikomoditas yakni menggabungkan antara peternakan, pertanian dan tanaman hortikultura kadang di tambah perikanan.  

Kata Andi, dari sisi peternakan, di Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan mengarahkan anggaran yang beragam dan cukup besar pada komoditas sapi. Ini wajar karena memang sapi merupakan sumber protein yang vital untuk mengatasi stunting.

"Namun dengan adanya food estate, dan dukungan Anggaran Biaya Tambahan (ABT) di Ditjen PKH sebesar Rp 18 miliar, hingga saat ini impor daging sapi masih terus berlangsung. Saya sangat berharap, di tahun 2022, dengan pagu indikatif PKH sebesar sekitar Rp 1,85 triliun memberi dampak positif pengembangan peternakan sapi baik dari sisi jenis maupun dari sisi luasan wilayah," ungkap Akmal.  

Baca juga : Ketua DPR Minta APBN 2022 Fokus Untuk Pemulihan Ekonomi

Ia beranggapan, selama masih ada kebutuhan dalam negeri yang kurang, ditambah ada niat dari para pengejar rente, importasi komoditas pangan ini akan tetap terus berlanjut. Komitmen pemerintah dalam memenuhi janjinya untuk tidak impor pangan, sehebat apapun orangnya, selihai apapan ketrampilannya, kalau sudah dihadapkan dengan kebutuhan dan kekurangan, maka jalan impor pasti di tempuh. Ini sudah terjadi setiap periode kepemimpinan nasional sejak negara ini merdeka.  

"Saya bukannya pesimis dengan food estate ini. Tapi alangkah bagusnya bila food estate memang memberikan hasil yang positif bagi masyarakat Indonesia yang dapat dirasakan secara langsung di lapangan maupun berdampak pada keuangan negara," ingatnya.

"Agar di lapangan, masyarakat merasakan komoditas dalam negeri yang berkualitas tapi terjangkau harganya, dari sisi negara, tidak banyak uang dari Indonesia ke luar negeri yang membuat Indonesia hanya sebagai obyek pasar semata," pungkas Andi Akmal Pasluddin. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.