Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pegang Peran Strategis, Pemerintah Wajib Proteksi Industri Satelit

Kamis, 10 Juni 2021 20:30 WIB
Muhammad Farhan, Anggota Komisi I DPR Fraksi Nasdem. (Foto: Ist)
Muhammad Farhan, Anggota Komisi I DPR Fraksi Nasdem. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama PT Telkom Indonesia Tbk (PT. Telkom) terus berupaya memulihkan gangguan telekomunikasi yang terjadi di wilayah Papua.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menjelaskan, gangguan jaringan telekomunikasi yang terjadi di Papua disebabkan putusnya Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) ruas Biak-Jayapura.

Menurut Johnny, berdasarkan hasil pengamatan, gangguan infrastruktur telekomunikasi tersebut disebabkan karena faktor alam. Putusnya Jalur kabel serat optik Biak-Jayapura ini bukanlah kali pertama.

Dari catatan yang ada di Kominfo, putusnya jalur SKKL Biak-Jayapura sudah terjadi beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan hasil evaluasi, faktor utama adalah faktor alam.

Baca juga : Resmikan Lapangan Merakes, Menteri Arifin Genjot Produksi Gas Nasional

Menkominfo menegaskan, gangguan itu tidak membuat Papua mengalami total blackout. Bahkan kini PT Telkom tengah menangani dan memulihkan jaringan di wilayah terdampak. Dari 464 Gbps total trafik dari Papua, hanya 154 Gbps saja yang mengalami gangguan.

Menteri Johnny menambahkan, saat ini PT Telkom sudah menyiapkan backup link dengan kapasitas 4,7 Gbps. Dari jumlah tersebut 2.662 Mbps ditunjang dari pemanfaatan link satelit. Backup link sebesar 500 Mbps juga didapat dari radio long haul Palapa Ring Timur 500 Mbps dan Radio long haul Sarmi-Biak 1,6 Mbps.

"Sedangkan untuk mengamankan kualitas link pada saat proses penyambungan, PT Telkom juga menyediakan backup link, khususnya untuk wilayah Manokwari dan Biak sebesar 40 Gbps melalui Palapa Ring Timur," terang Menteri Johnny.

Melihat masih seringnya kabel serat optik putus dan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari pegunungan termasuk deretan pegunungan aktif yang ada di lautan, Muhammad Farhan, Anggota Komisi I DPR Fraksi Nasdem menilai industri telekomunikasi melalui satelit masih menjadi industri yang sangat strategis. Ini disebabkan layanan kabel laut dan seluler di Indonesia sampai saat ini belum menjangkau setiap daerah di Papua.

Baca juga : IPA: Perlu Kerja Sama Semua Sektor Capai Produksi Minyak 1 Juta Barel

Dengan satelit, cakupan untuk menyediakan layanan telekomunikasi akan semakin luas dan mudah. Kondisi geografis Indonesia yang dikelilingi gunung berapi serta seringnya aktivitas vulkanis menyebabkan layanan telekomunikasi tidak bisa hanya bergantung pada satu jenis infrastruktur saja.

Jika menggelar kabel serat optik bawah laut sebagai backup, tentunya masih ada kemungkinan kabel tersebut melewati gunung berapi bawah laut. Ada risiko kabel putus akibat aktivitas vulkanis seperti yang terjadi di Papua. Untuk itu, infrastuktur di darat atau laut harus di backup dengan infrastruktur di langit, yaitu satelit.

Sejalan dengan pemikiran Menkominfo, Farhan menegaskan pentingnya keberadaan satelit. Karena demografi di Papua yang sangat menantang berupa perbukitan dan hutan, sehingga layanan Satelit masih menjadi kebutuhan yang sangat krusial dalam meningkatkan inklusi layanan digital.

"Telekomunikasi menggunakan satelit masih menjadi ujung tombak di Papua. Karena memiliki cakupan yang sangat luas. Sehingga ke depan, industri satelit Nasional masih sangat dibutuhkan. Apalagi seperti kondisi geografis Indonesia yang sangat menantang. Khususnya di Papua," ungkap Farhan.

Baca juga : Banggar DPR Kawal Belanja Pemerintah Pulihkan Ekonomi

Selain dibutuhkan untuk melayani telekomunikasi, saat ini satelit juga masih dipergunakan untuk layanan penyiaran. Peran dan fungsi satelit ini akan semakin strategis ketika Pemerintah memiliki hajatan Nasional. Dalam waktu dekat Pemerintah akan menyelenggarakan perhelatan PON ke XX yang akan diselenggarakan di Papua pada 2 hingga 15 Oktober 2021.

Tentunya fungsi strategis satelit akan dilibatkan untuk menyampaikan informasi dan even olahraga dari PON di Papua ke seluruh Indonesia dan dunia. Karena melihat posisi strategis yang tak akan pernah tergantikan oleh jaringan serat optik, Farhan meminta industri satelit nasional dapat terus diperhatikan oleh pemerintah.

Ia juga berharap nantinya satelit tak hanya dipergunakan untuk kebutuhan basic telekomunikasi saja. Tetapi dapat di pakai untuk pengawasan pesawat, kapal-kapal yang beroperasi di wilayah NKRI serta untuk kegiatan militer.

"Saat ini teknologi satelit dapat juga untuk mengawasi pesawat dan memobilisasi pasukan. Dengan teknologi Integrated Communications Control System (ICCS), kita dapat mengontrol dan memobilisasi pergerakan pasukan dengan menggunakan satelit. Sehingga sampai kapanpun satelit masih sangat dibutuhkan," tegas Farhan. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.