Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Puas Dengan Modernisasi Pertanian

PKB Beri Nilai 8 Untuk Amran

Senin, 29 April 2019 23:12 WIB
Anggota Fraksi PKB DPR Daniel Djohan (Foto: Istimewa)
Anggota Fraksi PKB DPR Daniel Djohan (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Djohan puas dengan kinerja Menteri Pertanian Amran Sulaiman selama ini. Dia pun tidak ragu memberikan nilai 8 untuk kinerja Amran dalam 4,5 tahun ini.

“Terlepas dari masalah data pertanian dan polemik impor pangan, kerja keras Menteri Pertanian periode ini luar biasa. Kerja kerasnya itu luar biasa. Jadi, apa pun itu, harus kita apresiasi. Sebab, kerja kerasnya luar biasa. Sudah jungkir balik untuk angkat sektor pertanian kita,” kata politisi muda PKB ini.

Salah satu terobosan paling oke di periode ini, kata Daniel, adalah modernisasi melalui mekanisasi pertanian. Dia melihat, program ini sangat berarti. Program ini terbukti berkontribusi besar dalam mendongkrak produksi pertanian.

Baca juga : Pertamina Dumai Hemat Biaya Operasi

Daniel menganggap, nilai yang dia berikan ke Amran tidak berlebihan. Sebab, selama ini Amran juga banyak mendapat penghargaan dari berbagai lembaga.

Pada 9 April lalu, Amran mendapat anugerah sebagai Tokoh Modernisasi Pertanian Rakyat pada ajang Anugerah Indonesia Maju yang diselenggarakan Rakyat Merdeka dan Warta Ekonomi. Pada November 2018, Amran mendapat penghargaan Apresiasi Penjaga Ketahanan Pangan Nasional di ajang Indonesia Awards 2018 yang diselenggarakan iNews.

“Untuk periode ini, prestasi terbesar Kementan adalah sudah memulai program mekanisasi pertanian. Pertanian kita, yang sebelumnya dikelola tradisional, kini lebih modern. Itu cukup berhasil dalam mengangkat produksi (berbagai komoditi pertanian). Jadi patut kita diapresiasi,” katanya.

Baca juga : KPU dan Bawaslu Wajib Pastikan PSU Berjalan Tanpa Pelanggaran

Sayangnya, kata Daniel, prestasi Amran dalam mengangkat produksi pertanian secara signifikan ini agak tercoreng. Bukan oleh Amran sendiri. Tapi oleh kebijakan impor pangan dari kementerian lain.

“Produksi meningkat, itu harus kita akui. Tapi, masih bias karena ada impor. Saya tidak tahu salah siapa. Tapi, pemahaman saya, kerja Kementerian Pertanian yang sudah luar biasa dalam meningkatkan produksi pangan kita ini, menjadi tidak berarti kalau ada impor beras, masih impor jagung juga,” katanya.

Dia pun berharap, Amran mampu meningkatkan koordinasi dengan lembaga lain. Agar keberhasilan dalam meningkatkan produksi pangan tidak sia-sia.

Baca juga : Pertumbuhan Kredit Triwulan I Melambat

“Tapi, intinya (Menteri Pertanian) berhasil. Kalau beri nilai, 8 lebihlah. Tapi, memang menjadi sulit karena tergantung dari kementeria lain. Jadi, harus ada koordinasi dengan Kemendag (Kementerian Perdagangan), Bulog, bahkan termasuk dengan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional).”

Khusus untuk masalah data pertanian, Daniel memaklumi. Dana ini memang sudah menjadi masalah lama. Berlangsung secara turun-temurun dari periode pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.

“Catatan kritis saya, pertama data. Dari Presiden sebelumnya data masih bermasalah. Kalau data tidak valid, bagaimana mau buat perencanaan yang valid. Kita sudah sepakat, data sepenuhnya di BPS (Badan Pusat Statistik). Ke depan, bagaimana untuk memperkuat data di BPS. Kemudian, harus fokus mengembangkan industri pangan, terutama perkebunan. Sebab, mau tidak mau, sektor pertanian kita sangat tergantung dari itu,” tambah dia. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.