Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Nilai Tukar Yang Diterima Naik, Petani Semakin Sejahtera

Minggu, 5 Mei 2019 02:36 WIB
Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin (Foto: Istimewa)
Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin bersyukur, nilai tukar yanb diterima petani mengalami kenaikan. Dengan kenaikan itu, kesejahteraan petani juga meningkatkan. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) dan Nilai Tukar Petani (NTP) periode April 2019 mengalami kenaikan. Kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,12 persen.

“Tentu kita syukuri kalau nilai tukar petani naik. Ini menunjukkan petani kita kesejahteraannya terus membaik,” kata Akmal, kemarin.

Naiknya nilai tukar petani ini tidak lepas juga dengan membaiknya harga jual produk-produk pertanian. Namun, dia berpesan ke Pemerintah, untuk terus melakukan pengawalan. Sebab, membaiknya harga pangan itu belum dinikmati petani sepenuhnya. Keuntungan masih lebih besar dinikmati para tengkulak. 

Baca juga : Jokowi Mulai Cari Menteri, Ketua KPK Ingatkan Rekam Jejak

Di luar itu, politisi muda PKS tersebut kemudian memuji kerja keras Kementerian Pertanian (Kementan). Dalam pandangannya, selama ini Kementan sudah bekerja baik dalam meningkatkan produksi dan penghasilan petani.

"Program-program yang menyasar para petani selama 4,5 tahun ini cukup banyak. Hasilnya pun cukup memuaskan. Tengok saja seperti program cetak sawah, distribusi alat mesin pertanian (alsintan), dan benih,” katanya.

Agar kesejahteraan petani lebih terjamin, Akmal meminta Kementan terus melakukan penguatan tekonologi bagi petani. Sebab, masih banyak petani yang meninggalkan profesinya karena menganggap hasil yang diperoleh kurang menguntungkan.

Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto menerangkan, ada kenaikan pada Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yakni sebesar 0,12 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang sebesar 0,61 persen. Kenaikan itu sangat berpengaruh terhadap NTUP dan NTP. Tercatat, kedua item ini mencapai 102,23.

Baca juga : Antisipasi Lonjakan BBM Lebaran, Pertamina Siapkan Satgas Rafi

"Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian secara nasional periode April 2019 mencapai sebesar 111,13 atau relatif stabil jika dibanding NTUP bulan sebelumnya," kata Suhariyanto, Kamis lalu.

Suhariyanto menyampaikan, kondisi itu tak lepas dari stabilnya harga gabah kering panen di tingkat petani selama April 2019. Tercatat, harga gabah bulan lalu mencapai Rp 4.357,00 per kilogram. Sementara, di tingkat penggilingan kondisi harga tersebut mencapai Rp 4.446,00 per kilogram.

“Jadi, rata-rata harga GKG (gabah kering giling) di tingkat petani mencapai Rp 5.127,00 per kilo atau turun 7,29 persen, dan di tingkat penggilingan Rp 5.221,00 per kilogram atau turun 7,65 persen," katanya.

Sedangkan untuk harga gabah berkualitas rendah, lanjut dia, saat ini mencapai Rp 4.022,00 per kilogram atau turun sebesar 6,37 persen. Ada pun harga di tingkat penggilingan mencapai Rp 4.119,00 atau turun 6,25 persen.

Baca juga : Tumpang Sari Jahe Tingkatkan Kesejahteraan Petani

"Jika dibandingkan April 2018, rata-rata harga di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 4,37 persen, 2,21 persen, dan 6,65 persen," katanya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.