Dark/Light Mode

Holding Ultra Mikro Dorong Percepatan Pemulihan Ekonomi

Rabu, 8 September 2021 14:04 WIB
Adisatrya Suryo Sulisto/IG
Adisatrya Suryo Sulisto/IG

RM.id  Rakyat Merdeka - Prospek cerah bisnis Holding Ultra Mikro yang didanai dari hasil rights issue PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dinilai bakal mendorong kinerja fundamental bank dengan jaringan terluas di Indonesia ini.

Anggota Komisi VI DPR Adisatrya Suryo Sulisto mengatakan, rights issue BRI hal yang positif. Sebab, terjadi konsolidasi keuangan bersama PNM dan Pegadaian melalui holding.

Menurutnya, itu sejalan dengan bisnis BRI yang fokus pada banking dan micro landing khususnya UMKM. Langkah pengembangan ekosistem usaha ultra mikro serta bisnis mikro dan kecil melalui holding akan membuat BRI semakin maju dan tumbuh lebih besar.

“Ini akan menjadi sumber pertumbuhan bisnis baru yang berkelanjutan bagi Holding Ultra Mikro. BRI ditunjuk sebagai induk, dan akan menjadi embrio bisnis yang bakal memperkuat core competence BRI di segmen tersebut,” ujar Adistrya.  

Adisatrya melihat, hadirnya holding adalah upaya tepat dari pemerintah melalui Kementerian BUMN dalam merespons kondisi ekonomi saat ini. Pasalnya, dibutuhkan langkah dan kebijakan strategis untuk mendorong percepatan perbaikan ekonomi.

Dia memproyeksikan, pembentukan Holding Ultra Mikro menjadi langkah strategis untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia. Holding diharapkan memperluas dan memeratakan akses pembiayaan untuk usaha ultra mikro nasional.

Dia berharap, akses pembiayaan untuk usaha ultra mikro menjadi lebih luas dan merata, cost of fund bisa lebih murah, biaya dan risiko bisa ditekan melalui digitalisasi, sehingga cost of credit menjadi lebih rendah.

Baca juga : Sandiaga Klaim Desa Wisata Pulihkan Ekonomi Di Akar Rumput

“Alhasil, pelaku usaha ultra mikro bisa naik kelas dan terus berkembang usahanya,” ujar Adisatrya.

Kinerja BRI Kinclong

Pengamat Pasar Modal yang juga Founder Indonesia Superstocks Community Edhi Pranasidhi memproyeksikan, setelah rights issue kinerja usaha fundamental BRI bakal bersinar.

Dia menggambarkan, akhir tahun ini BRI akan mengalami penambahan laba bersih sekitar Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun dari PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM yang segera menjadi bagian dari holding.

“Peningkatan kinerja BRI bersama holding cukup potensial. Penerbitan saham untuk pembentukan holding ini tentu akan mendukung kinerja bagi BRI dan Holding Ultra Mikro (UMi) maupun para pelaku bisnis skala mikro nasional," kata Edhi.

Menurut dia, BRI bersama holding akan menjadi penopang peningkatan rasio kredit UMKM nasional menjadi 22 persen pada 2024. Sebelumnya, rasio penyaluran kredit perbankan nasional kepada segmen UMKM masih sekitar 20 persen.

Selain itu, pelaku usaha mikro termasuk ultra mikro memiliki porsi 98 persen dari total jumlah usaha UMKM nasional. Ada pun UMKM porsinya mencapai 99 persen dari total usaha nasional.

Baca juga : Gembleng Komunitas Tuli Gresik, Pertagas Gelar Pelatihan Sablon

Dengan begitu, Holding Ultra Mikro akan menjadi entitas paling besar dan kokoh dalam segmen ini, serta mampu mendorong kinerja laba yang lebih kuat lagi bagi BRI sebagai induk holding.

Edhi mengatakan, sinergi tersebut membuat beban pendanaan masing-masing anggota holding menjadi lebih efisien. Pegadaian dan PNM akan mendapat sumber dana murah dan cepat dari BRI.

Sedangkan BRI, akan memiliki kemampuan mendongkrak jumlah nasabah yang juga menjadi sumber dana murah bagi holding.

Peran holding pun akan semakin krusial dari sisi penyaluran bantuan sosial yang pada akhirnya mendongkrak reputasi holding.

Diketahui, BRI sebagai bank pelat merah menjadi salah satu alat negara dalam menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat di masa pandemi Covid-19. 

Selain akan mendongkrak kinerja fundamental, Edhi mengatakan, faktor-faktor tersebut akan mendorong investor saham memborong BRI.

"Inilah background bagi para investor untuk mempertimbangkan potensi dari penerbitan saham BRI," imbuhnya.

Baca juga : PPKM Turun Ke Level 2, Pekalongan Bersiap Pemulihan Ekonomi

Seperti diketahui, dalam prospektus yang diterbitkan Selasa (31/8), BRI menawarkan sebanyak-banyaknya 28,213 miliar Saham Baru Seri B atas nama dengan nilai nominal Rp 50 per saham, atau sebanyak-banyaknya 18,62 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I. 

Harga pelaksanaan rights issue BBRI yakni Rp 3.400 per lembar saham. Pemerintah akan melaksanakan seluruh haknya sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya dalam BRI, dengan cara penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang (inbreng) sesuai PP No. 73/2021. 

Seluruh saham Seri B milik pemerintah dalam Pegadaian PNM akan dialihkan kepada BRI melalui mekanisme inbreng. Nilai total PMHMETD I yang telah memperhitungkan inbreng serta eksekusi hak Pemegang Saham Publik sebanyak-banyaknya sebesar Rp 95,92 triliun. 

Dirinci dari total dana tersebut, nilai inbreng sebesar Rp 54,77 triliun dan sisanya Rp 41,15 triliun apabila seluruh pemegang saham publik mengeksekusi haknya sesuai porsi masing-masing.

Dana hasil dari aksi korporasi itu, antara lain akan dimanfaatkan oleh BRI untuk pembentukan Holding Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM. [WHY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.