Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengungkapkan, sebagai negara besar yang terdiri dari beragam suku, budaya, agama, ras, warna kulit, Indonesia sudah pasti memiliki berbagai tantangan berat dalam sejarah perjalanannya hingga saat ini.
Salah satunya ancaman menipisnya nilai toleransi antar sesama anak bangsa. Minimnya bahkan hilangnya toleransi berganti dengan intoleransi, akan sangat berbahaya buat keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebab, intoleransi membuat setiap rakyat menjadi individualistik, sehingga akan mempersulit bangsa ini menghadapi berbagai permasalahan internal dan eksternal seperti bencana pandemi Covid-19.
Baca juga : Politisi PKB Minta Manajemen Keamanan Diperbaiki
"Untuk itulah, prinsip dan perilaku toleransi mesti disemai kembali, terutama kepada anak-anak sejak usia dini, melalui lembaga-lembaga pendidikan," kata Hidayat.
Hal tersebut disampaikan Pimpinan MPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, menjawab kekhawatiran sebagian masyarakat tentang makin menipisnya toleransi, saat hadir menjadi narasumber secara virtual acara Sosialisasi Empat Pilar MPR Kerjasama MPR dengan Yayasan Al-Barakah Abepura.
Acara yang dilaksanakan di Kota Jayapura, Papua, Sabtu (11/9) ini dihadiri anggota MPR Fraksi PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Yayasan Al-Barakah, dan para guru serta tenaga pendidik sebagai peserta.
Baca juga : KPK Dalami Intervensi Bupati Bintan Soal Pengusulan Kuota Rokok dan Minol
Lembaga-lembaga pendidikan, lanjut Hidayat, menjadi sangat dibutuhkan untuk penguatan nilai toleransi sebab, di sanalah generasi muda akan belajar sejarah betapa prinsip dan praktek toleransi yang luarbiasa telah ditunjukkan para Bapak dan Ibu bangsa Indonesia.
Dengan perbedaan suku, agama, ras, pandangan politik, pendidikan dan latar belakang profesi, mereka bisa menyatu sehingga Indonesia mampu meraih kemerdekaannya.
"Toleransi jugalah yang menyebabkan terbentuknya NKRI dan Pancasila," tambah HNW, sapaan akrab Hidayat Nur Wahid.
Baca juga : Pelni Ngebet Kerek Pelayanan Digital
Melihat pentingnya langkah penguatan tersebut, HNW melihat, perlu ada satu upaya lagi untuk memaksimalkan teori dan prinsip seputar toleransi, yakni keteladanan.
Untuk itu, HNW mengajak seluruh elemen bangsa terutama orang tua, lembaga-lembaga pendidikan, para tenaga pendidik, pemerintah untuk mendukung secara serius upaya itu, dengan memberikan contoh nyata implementasi toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
"Intinya, mari kita semua sama-sama menjadi teladan bagi diri kita sendiri dan bagi orang lain. Tanpa keteladanan maka upaya memperkuat nilai toleransi akan sia-sia," pungkasnya. [FAQ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya