Dark/Light Mode

Banyak Kartel Pangan, Gus Jazil Kritik Implementasi Kebijakan Pertanian

Kamis, 23 September 2021 19:14 WIB
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. (Foto: Ist)
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia memiliki kekayaan lahan pertanian yang luar biasa. Sayangnya, cita-cita bangsa ini untuk menjadi lumbung pangan dunia masih jauh panggang dari api. Buktinya, para petani masih banyak yang hidup miskin. Selain itu, komoditas pangan kita masih banyak yang bergantung pada impor.

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan, kebijakan pertanian di Indonesia sebenarnya sudah cukup ideal. Pertanyaannya, mengapa Indonesia belum bisa menjadi negara agraris yang maju pertaniannya.

"Implementasi dari kebijakan bagaimana? Masalahnya tidak semata-mata dari undang-undang. Petani kita atau Indonesia belum bisa disebut sebagai negara lumbung pangan dunia padahal pangan itu sangat penting. Hari ini kedaulatan pangan petani kita belum menjadi kekuatan, belum mampu menciptakan swasembada," ujar Gus Jazil saat memberikan sambutan pada acara Kebangkitan Tani Indonesia dalam rangka Hari Tani Nasional dan Hari Ulang Tahun ke-7 Gerakan Kebangkitan Petani dan Nelayan Indonesia (Gerbang Tani) secara virtual, Kamis (23/9).

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan, dulu era Orde Baru, Indonesia pernah swasembada pangan. "Dulu saya pernah di Komisi IV, kita memutuskan swasembada di 5 sektor: gula, padi, garam, kedelai, dan jagung. Tetapi sampai hari ini juga belum selesai. Pertanyaannya ini soal ideologi, atau anggaran, atau soal pembinaan dan implementasi?" ungkapnya.

Baca juga : Lapor Ke Presiden, Tim Agraria Klaim Selesaikan Konflik Pertanahan

Menurutnya, ini menjadi persoalan besar ketika Indonesia sebagai negara agraris, namun tidak mampu mengejar cita-cita untuk swasembada di sektor pangan dan tidak mampu menaikkan indeks kesejahteraan petani.

"Jangan berkata anggaran kita tidak cukup. Saya kok melihat ada banyak masalah. Lahan, distribusi pupuk, penyediaan bibit, bermasalah. Bahkan petaninya pun bermasalah akhirnya karena indeks petani juga belum terlalu baik," urainya.

Hal lain yang menjadi soal, kata Gus Jazil, apakah masyarakat kita dan anak-anak muda bangga menjadi petani. Sebab, saat ini anak-anak muda justru meninggalkan sektor-sektor pertanian dan tidak bangga lagi untuk menjadi petani.

Diingatkannya, jika kekurangan pangan atau ketanahan pangan kita rapuh maka negeri kita juga akan rapuh. Gus Jazil juga mengkritisi banyaknya permainan kartel di berbagai komoditi pertanian yang menyebabkan petani kita tidak berdaya.

Baca juga : Pertamina Kilang Balikpapan Dukung Penerapan Kebijakan Zero Harassment

"Banyak produk pertanian yang itu menjadi game politik dalam konteks tata niaganya. Kartel ada di gula, kartel ada di kedelai, di bawang putih, kartel juga ada di daging. Ini semua masalah sehingga petani kita tidak mampu berdaya," tuturnya.

Menurutnya, kebijakan tata niaga pertanian ini sangat penting untuk menjadi perhatian pemerintah. Sebab, sering kali ketika petani panen, kemudian harganya jatuh. Oleh sebab itu, Gus Jazil menegaskan, faktor implementasi kebijakan pertanian menjadi sangat penting.

Pihaknya mendorong Gerbang Tani untuk menjadi bagian dalam mengkritisi sekaligus mengoreksi dan mengawasi semua implementasi dari semua kebijakan pertanian, baik kebijakan dalam hal pengadaan bibit, kebijakan lahan, anggaran, termasuk tata niaga pertanian.

"Hari ini muncul porang, orang mengejar porang. Saya bahkan bertanya dimana komoditas pertanian Indonesia yang menjadi unggulan. Mana tanaman pangan yang kemudian bisa menjadi andalan dari petani Indonesia," tuturnya.

Baca juga : EWINDO Bantu Akses Air Bersih Dan Fasilitas Kebersihan Petani Pandeglang

Gus Jazil berharap Gerbang Tani menjadi perintis kembalinya Indonesia menjadi negara agraris yang berwibawa dan betul-betul menghasilkan komoditas pertanian andalan dunia. Serta menjadi episentrum kekuatan pertanian dan pangan dunia. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.