Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Covid Terkendali, Muhidin Optimis Pemulihan Ekonomi 2022 Semakin Kuat
Jumat, 1 Oktober 2021 06:15 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah Jokowi dan Maruf Amin berhasil melalui gelombang kedua Covid-19 melalui program percepatan vaksinasi di seluruh penjuru wilayah Indonesia.
Dengan pulihnya kesehatan, membuka jalan bagi pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Muhidin M Said, Jakarta, Kamis (30/9), menyambut pengesahan APBN 2022.
"Pengalaman dan capaian dalam menjalankan APBN 2020 dan 2021, adalah bekal kita mempersiapkan APBN 2022. Khususnya, dalam menjalankan program pemulihan kesehatan rakyat dan ekonomi nasional. Kita mengharapkan APBN 2022 ini lebih kredibel, sehat dan berkesinambungan," kata Muhidin.
Terkait APBN 2022 yang baru diketok palu, anggota Komisi XI DPR ini, membeberkan satu per satu asumsi makro.
Pertumbuhan ekonomi 2022 dipatok 5,2 persen. Angka ini dinilai cukup realistis jika mengacu kepada perekonomian saat ini.
"Kita sudah memiliki modal baik pada triwulan II-2021, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 7,2 persen (yoy). Membaiknya pertumbuhan ekonomi pada 2022 diharapkan akan memberikan dampak terhadap konsumsi, dan daya beli kembali normal," ungkapnya.
Sehingga, lanjut Muhidin, ketangguhan daya beli mampu mendorong tingkat inflasi semakin terkendali di kisaran 3 persen secara tahunan alias year on year (yoy).
Baca juga : Sentil Cendekiawan, Sri Sultan: Kurang Peduli Ekonomi Pancasila
"Komposisi ini menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang ideal. Sesuai dengan situasi masa normal, sebelum pandemi Covid-19," jelas Muhidin.
Untuk nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar, diusulkan Rp 14.350 per dolar. Angka ini sudah memasukkan faktor tapering off Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) pada 2021.
Sedangkan pengelolaan suku bunga Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun, menunjukkan tren positif, seiring menguatnya permintaan domestik khususnya dari perbankan.
"Kita yakin, melihat tingginya permintaan domestik, maka suku bunga SUN 10 tahun realistis pada angka 6,8 persen," tuturnya.
Membaiknya permintaan minyak mentah dunia, lanjut Muhidin, berdampak kepada harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Proce/ICP). Pada Agustus 2021, ICP mencapai 67,80 dolar per barel.
Hingga akhir 2021, diperkirakan berada di rentang 55 hingga 65 dolar per barel. Sehingga cukup realistis, jika ICP pada 2022 ditetapkan 63 dolar per barel.
Membaiknya harga minyak mentah dunia, lanjutnya, harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk menggenjot kapasitas produksi minyak dan gas bumi (migas).
Baca juga : Bos Moderna Optimis, Pandemi Covid Kelar Tahun Depan
Oleh sebab itu, usulan lifting minyak bumi 703 ribu barel per hari dan lifting gas bumi 1.036 ribu barel setara minyak per hari, sudah sangat tepat.
Terkait bertumbuhnya pengangguran dan kemiskinan sepanjang pandemi Covid-19, menurutnya, tidak bisa dipungkiri.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan pada Maret 2021 sebesar 10,14 persen, atau setara 27,54 juta jiwa. Di mana, APBN 2022 diharapkan bisa menurunkan tingkat kemiskinan ke angka satu digit, yakni kisaran 8,5 hingga 9,0 persen.
Begitu pula tingkat pengangguran pada Februari 2021, mencapai 6,26 persen, atau setara 8,75 juta jiwa. Peningkatan pengangguran tertinggi terjadi pada penduduk berusia 20-24 dan 25-29 tahun, masing-masing 3,36 persen dan 2,26 persen.
"Transformasi kebijakan sektor tenaga kerja pada 2022 harus bisa menjawab pengurangan pengangguran 5,5-6,3 persen, terutama usia produktif. Langkah ini untuk mengantisipasi bonus demografi pada 2035 nanti agar tidak menjadi beban demografi," terangnya.
Untuk tingkat ketimpangan (rasio gini), lanjutnya, diusulkan berada di level 0.376-0,378.
Tahun depan, pembiayaan utang masih menjadi pilar penting pada struktur APBN.
Baca juga : Sekjen Kemendes Ungkap Strategi BUMDes Pulihkan Ekonomi Nasional
Kebijakan counter cyclical menyebabkan belanja meningkat tajam, di sisi lain penerimaan terkoreksi cukup dalam, karena pelemahan ekonomi dan serangkaian subsidi pajak untuk rakyat.
Menurut Muhidin, pembiayaan APBN 2022 ditopang pembiayaan utang sebesar Rp 973,58 triliun. Terdiri dari SBN netto Rp 991,28 triliun dan pinjaman netto Rp 17,7 triliun.
"Kita mengusulkan agar pemerintah membuat blue print kebijakan utang. Ini penting untuk mengontrol beban bunga dan pokok utang yang cenderung meningkat setiap tahunnya," tuturnya.
Suka atau tidak, lanjutnya, Pemerintah harus memiliki road map dalam menurunkan ketergantungan terhadap utang, sekaligus mendorong sumber penerimaan baru. Serta, mengembangkan beragam skema pembiayaan pembangunan.
"Kita berharap, APBN 2022 menjadi jalan pembuka menuju pemulihan ekonomi yang jauh lebih baik. Mengingat, pada 2023, APBN akan kembali pada kondisi normal. Di mana, defisit anggaran dikembalikan di bawah 3 persen dari PDB," pungkasnya.[MFA]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya