Dark/Light Mode

HNW Imbau Kaum Santri Tak Pentingkan Egosime Kelompok

Senin, 25 Oktober 2021 15:06 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. (Foto: Ist)
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengingatkan, ada hikmah yang perlu diambil oleh para santri, pemuda dan pemuda Islam dengan hadirnya tiga hari penting, secara berdekatan. Yakni Maulid Nabi, Hari Santri dan Sumpah Pemuda.

Santri dan pemuda Islam, kata HNW, mestinya dapat melanjutkan peran historis para bapak dan pahlawan bangsa, dengan memahami kiprah mereka, supaya dapat terus berkontribusi bagi kejayaan bangsa dan negara. Dengan meneruskan kiprah pemuda, santri, ulama dan habaib, pendiri bangsa dan negara Indonesia. 

"Maulid Nabi jatuh pada 19 Oktober, Hari Santri diperingati pada 22 Oktober, dan Sumpah Pemuda tanggal  28 Oktober. Ada korelasi  yang perlu diambil dari peringatan-peringatan tersebut. Yakni, agar peran pemuda, santri, ulama, habaib, dan ummat Islam sejak sebelum Indonesia merdeka dan saat diperjuangkan menjadi negara merdeka, dapat diteruskan oleh para santri dan pemuda Islam di era reformasi. Karena keteladanan mereka sebagai Pahlawan Bangsa tetap relevan, bahkan untuk santri dan pemuda di era disrupsi dan pasca pandemi sekalipun," ujarnya.

Pandangan ini disampaikan HNW pada Webinar Hari Santri yang diselanggarakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Minggu (24/10).

Baca juga : HNW Dukung Santri Tampilkan Islam Moderat

Para ulama dan santri Indonesia yang ikut mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kata HNW, telah menunjukkan keteladanan Rasulullah SAW dalam berjuang melawan kezaliman (para penjajah). Dan untuk itu siap bekerjasama dengan para pejuang dari latar belakang apapun, sekaligus memberikan keteladanan menghadirkan kenegarawanan dengan menjaga persatuan dan kesatuan umat dan bangsa.

Para ulama, habaib dan santri dari berbagai Ormas Islam dan Partai Islam (seperti Syarikat Islam, PII, Masyumi), aktif dan produktif menjadi anggota BPUPK, Panitia Sembilan hingga PPKI. Mereka bahu membahu berjuang bersama tokoh-tokoh bangsa dari berbagai latar organisasi, suku dan agama yang berbeda.

Sehingga mereka bisa kompromi dan menyepakati dasar negara Pancasila, UUD 1945, bentuk negara NKRI termasuk memperjuangkan dan menerima disahkannya Departemen Agama pada 3-1-1946.

"Beliau-beliau itu memberikan keteladanan, dan sukses menghadirkan sejarah yang gemilang. Bukan menunjukkan egosime pribadi maupun kelompok, tetapi menunjukan kenegarawanan, agar bangsa dan negara ini tetap merdeka, bersatu dan berdaulat," ujarnya.

Baca juga : Jokowi Belum Puas

Selain rapat-rapat pendirian NKRI, kata HNW, para ulama, santri dan pemuda juga berjuang secara fisik  memperjuangkan dan mempertahankan Indonesia merdeka. Itu nampak  jelas dalam peristiwa heroik “Resolusi Jihad” yang dikumandangkan oleh KH. Hasyim Asy’ari dan  disambut dengan sangat antusias oleh para kiai, santri dan pemuda.

Peristiwa 22 Oktober 1945 itu kemudian diperingati sebagai Hari Santri. Jadi, peringatan Hari Pahlawan  10 November, itu sesungguhnya ada korelasinya dengan peristiwa sebelumnya, yakni Resolusi Jihad 22 Oktober.

"Sehingga pemuda Bung Tomo pada 10 November dengan heroik meneriakan Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar, Merdeka! Karena tersemangati oleh Fatwa dan Resolusi Jihadnya KH. Hasyim Asyari," sebutnya.

Begitu pula dengan peristiwa mensejarah sebelumnya yaitu Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Selain organisasi pemuda bercorak kedaerahan dan kesukuan, ada pula pemuda yang  menunjukan paham ke-Agamaan, yakni Jong Islamieten Bond (Perhimpunan Pemuda Islam).

Baca juga : Pandemi Global Mulai Menurun, Permintaan Energi Melonjak

"Para aktivis muda Islam itu bahu membahu dengan pemuda berlatar belakang beragam. Mereka aktif dan produktif ikut menyelenggarakan dan menyepakati materi Sumpah Pemuda, yang menjadi tonggak penting berdirinya Negara Indonesia," tuturnya.

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyebut, berbaga peristiwa penting tersebut hanya sebagian dari banyak kejadian  bagaimana santri, pemuda, ulama, habaib dan umat Islam berkontribusi positif untuk bangsa dan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, kontribusi ini perlu diteruskan oleh para santri dan pemuda Islam. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.