Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

NasDem & PPP Sudah Maksimal Rekrut Kader Perempuan

Jumat, 27 Mei 2022 19:46 WIB
Anggota Majelis Tinggi DPP Nasional Demokrat (NasDem) Lestari Moerdijat. (Foto: Istimewa)
Anggota Majelis Tinggi DPP Nasional Demokrat (NasDem) Lestari Moerdijat. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Partisipasi perempuan dalam politik masih jauh dari harapan. Sejumlah survei menunjukkan hasil rendah pada elektabilitas tokoh-tokoh perempuan dalam bursa Capres.

Dalam talkshow bertema Menakar Peluang Presiden Perempuan di Metro TV, belum lama ini, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyinggung belum maksimalnya partai politik mengkader dan mengakomodasi kaum perempuan.

Apa tanggapan kader parpol perempuan? Anggota Majelis Tinggi DPP Nasional Demokrat (NasDem) Lestari Moerdijat menegaskan, isu kertewakilan dan posisi kaum hawa di partainya sudah selesai.

"Di NasDem perempuan sangat mendapat tempat. NasDem adalah partai yang memiliki anggota legislatif di DPR yang lebih dari 30 persen," kata Lestari kepada RM.id, belum lama ini.

Baca juga : Cacar Monyet Sudah Sampai Negeri Kanguru

Rerie, sapaan akrab Lestari menyatakan, kepemimpinan perempuan di NasDem bukan jadi hal yang luar biasa. Banyak kader perempuan yang berada di posisi penting.

"Saya di DPP, juga di DPR ditempatkan sebagai Wakil Ketua MPR. Ada Ketua Komisi 9, Ketua DPRD juga. Dari jajaran yang paling bawah, sampai atas, pola pemilihan pemimpin berdasarkan kapasitas dan kapabilitas, tidak berdasar gender, agama, suku, dan ras," tuturnya.

Pola dan tradisi ini sudah ditanamkan Ketua Umumnya Surya Paloh sejak awal partai didirikan. "Culture Bapak Surya Paloh, sebagai entrepreneur ketika memimpin korporasi, saya 20 tahun jadi CEO di perusahaan beliau. Saya bukan perempuan pertama, sejak jadi pengusaha beliau yang pertama banyak memilih CEO perempuan," tambahnya.

Rerie yakin, minimnya kader perempuan di partai politik bukan karena partai tidak memberikan kesempatan dan ruang. Tetapi, budaya di Indonesia, perempuan masih berhadapan dengan tembok kaca.

Baca juga : Easy Shopping Beri Hadiah Ratusan Juta Kepada Pelanggan

Sejak NasDem berdiri, diakui Rerie, banyak kader perempuan yang punya kapasitas, memilih tidak total karena hambatan budaya dan psikologis. Hambatan psikologis, ini membuat perempuan sulit mengambil peran di partai.

"Ada ketakutan harus menjadi ibu dan istri yang sempurna. Saya menyampaikan, ketika kita sudah memilih sikap dalam professional, jangan takut tidak sempurna Kita bukan super women," tambahnya.

Hambatan ini bisa dihancurkan, kata Rerie, jika publik menerima bahwa perempuan haruslah berbagi tugas. Tugas sebagai orang tua, mengasuh anak, mengantar anak, ibu rumah tangga, haruslah berbagai dengan suami. Perempuan harus berani menerima disebut tidak sempurna.

"Banyak yang punya kapasitas, menyerah karena keluarga tidak setuju. Tantangannya, budaya kita sendiri harus dihadapi. Harus didobrak. Kesempatan harus diberikan seluas-luasnya. Setidaknya di NasDem sudah dibuka luas oleh Pak Surya. Dan masyarakat harus mengubah pola pikirnya," pungkasnya.

Baca juga : Puasa, Skuad Laskar Mahesa Jenar Tetap Latihan

Serupa, Ketua Bidang Isu Strategis DPP PPP Emma Umiyyatul Chusnah menyatakan, di partainya, perempuan sudah terakomodir di seluruh tingkatan struktural. Kata Ning Emma, sapaan akrabnya, kader perempuan berada di posisi penting dan bukan hanya pelengkap.

"Mulai Waketum, Wasekjen, dan kami sudah memenuhi 30 persen kuota perempuan," tutur Anggota Komisi IV DPR ini.

Ketua DPC PPP Kabupaten Jombang periode 2021-2026 ini juga menyakinkan, kaderisasi perempuan di partainya juga berjalan maksimal "Ormas dan sayap perempuan PPP juga aktif merekrut kader. Mungkin karena ada hambatan budaya yang harus dibongkar. Agar perempuan semakin banyak aktif berpolitik dan menjadi pemimpin nasional," ungkap cucu pendiri NU, KH. Wahab Chasbullah atau Mbah Wahab ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.