Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini tak menampik problem budaya yang membuat kaum perempuan minim tempat di partai politik.
Namun, yang lebih penting lagi, parpol harusnya lebih banyak menempatkan caleg perempuan di nomor urut satu. Cara ini dapat meningkatkan kesempatan perempuan terpilih sebagai anggota legislatif.
Sebab, data yang dimiliki Titi, sekitar 80 persen caleg terpilih nomor urut satu dan dua. Tepatnya 64 persen yang terpilih caleg di nomor urut satu.
Baca juga : Cacar Monyet Sudah Sampai Negeri Kanguru
"Kalau partai politik memiliki komitmen mendorong lebih banyak perempuan terpilih, tempatkan di nomor urut satu," imbau Titi.
Lanjut Titi, dalam beberapa kali pelaksanaan pemilu di Indonesia masih sedikit caleg perempuan yang ditempatkan di nomor urut satu. Sebagian besar ada di nomor urut tiga.
"Paling banyak ditempatkan di nomor urut tiga karena ada semi zipper (zipper system), yaitu setiap tiga calon harus ada satu perempuan," urai Titi.
Baca juga : Easy Shopping Beri Hadiah Ratusan Juta Kepada Pelanggan
Dalam talkshow Menakar Peluang Presiden Perempuan di Metro TV, salah satu pembicara yakni putri Presiden Gus Dur Yenny Wahid menyebut ada hambatan eksternal dan internal mengapa perempuan minim dalam dunia politik.
Hambatan eksternal seperti kultur dan agama yang memposisikan perempuan tempatnya di bawah laki-laki.
"Hambatan internal, kadang perempuan ingin jadi primadona. Tidak suka melihat perempuan lain lebih sukses. Ada juga hambatan sistemik, seperti melakukan fungsi reproduksi. Tanpa kerbersatuan kaum perempuan, akan sangat sulit mengubah budaya patriarki yang mendarah daging," tuturnya.
Baca juga : Puasa, Skuad Laskar Mahesa Jenar Tetap Latihan
Sementara mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebut, partai politik menjadi institusi tertutup bagi perempuan.
"Hampir tidak ada selain Bu Mega dan Mbak Puan, yang memiliki oportunity untuk berkiprah jauh di partai," nilainya.
Kata Susi, banyak yang hebat tapi tak dapat tempat. "Coba bayangkan misalnya Golkar dipimpin Susi, coba gila dan besarnya kayak apa. Biarin saya yang teriak-teriak. Pasti Golkar hebat deh," ujarnya sembari bercanda dan tertawa. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya