Dark/Light Mode

Sindir Pemimpin Lupa Yang Membesarkan

Prabowo Cs Nembak Anies?

Selasa, 28 Juni 2022 06:36 WIB
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani

 Sebelumnya 
Kalau pun benar tembakkan itu diarahkan ke Anies, kata Saidiman, masalah itu sebenarnya tidak perlu dibesarkan. Menurutnya, setiap orang memiliki hak untuk dipilih dan memilih.

"Rasanya tidak bijak kalau tokoh yang pernah didukung tidak boleh berkompetisi," tegasnya.

Baca juga : Kejagung Tindaklanjuti Laporan Pinjaman Mencurigakan Perusahaan Tambang

Sekalipun itu harus melawan parpol dan tokoh yang membesarkan kepala daerah tersebut. "Politik itu dinamis. Gerindra tidak boleh membatasi kompetisi siapapun orangnya," terang dia.

Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno meminta Muzani tidak perlu menyesalkan fenomena "kacang lupa kulitnya". Karena yang dimaksud anak buah Prabowo itu bisa risiko ke partai. "Jadi siap-siap saja partai itu dikangkangi dan ditinggalkan oleh orang-orang yang dibesarkan namanya," tegas Adi, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka.

Baca juga : Puan Pimpin Rapat Paripurna Pengesahan Calon Anggota DKPP

Toh, ada peran partai juga yang membuat fenomena "kacang lupa kulitnya" menjamur. Misalnya, proses kaderisasi rendah, sehingga memaksakan untuk mengusung orang lain yang elektabilitasnya tinggi. "Istilahnya itu semacam nemu kader di jalan, potensial, elektabilitasnya kuat, lalu diusung," pekik Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu.

Lebih lanjut, sejauh ini acuan politik di Indonesia bukan berbasis konstitusi dan etika. Cuma bermodal ketenaran lalu ketiban durian runtuh. "Jadi pernyataan Pak Muzani semakin menebalkan banyak pemimpin di negara ini dibesarkan partai, dan setelah itu partai ditinggalkan. Hanya sedikit saja yang istiqomah," tekannya.

Baca juga : Gerindra Metro Lampung Yakin Menangkan Prabowo Di Pilpres 2024

Lebih kencang, dia mengungkapkan peran partai yang ada di Indonesia. Kata dia, partai itu hanya sebatas alat untuk merebut kekuasaan politik. Banyak pihak yang menganggap partainya tidak lagi menguntungkan, kemudian jadi kutu loncat. Ataupun ikut rombongan bedol desa.

"Artinya berlaku umum untuk siapapun. Bahkan di momen politik selanjutnya bisa saling berhadapan," pungkas dia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.