Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Apakah reuni 212 yang dihadiri jutaan umat punya dampak besar bagi Prabowo? Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yakin betul, reuni tak berpengaruh apa-apa bagi elektabilitas Prabowo. Karena, elektabilitas capres nomor urut 02 ini masih jalan di tempat.
LSI kemarin merilis survei terbaru soal elektabilitas capres-cawapres usai Reuni 212. Survei digelar pada 5-12 Desember di 34 provinsi dengan 1.200 responden. Survei menggunakan metode multistage random samping melalui wawancara dan tatap muka dengan kuesioner, serta tingkat kesalahan sekitar 2,8 persen. Hasilnya, Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, Reuni 212 tidak berpengaruh signifikan dalam meningkatkan elektabilitas capres dan cawapres. Hal itu terlihat dari elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres sebelum dan setelah reuni yang cenderung stagnan.
Baca juga : Prabowo Tidak Bereaksi
Sebelum Reuni 212, survei LSI pada November 2018 menunjukkan, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sebesar 53,2 persen dan elektabilitas Prabowo-Sandi 31,2 persen. Pasca Reuni 212, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sebesar 54,2 persen dan elektabilitas Prabowo-Sandi 30,6 persen. Kata Adjie, ada sejumlah alasan mengapa Reuni 212 tak banyak mengubah elektabilitas kedua capres dan tidak punya efek elektoral yang signifikan.
Pertama, mayoritas pemilih yang suka dengan Reuni 212 sudah memiliki sikap yang sulit dipengaruhi Habib Rizieq Shihab, terutama soal seruan ganti presiden. Kedua, kepuasan terhadap kinerja Jokowi secara umum masih tinggi. Survei per November 2018, mencatat angka kepuasan sebesar 72,1 persen. Ketiga, Ma’ruf Amin menjadi jangkar Jokowi untuk pemilih muslim yaitu terhadap isu-isu identitas yang berpotensi menggerus elektabilitas.
Baca juga : SBY & Wiranto Berbalas Pantun
Dijelaskan, 65,8 persen pemilih menyatakan simbol Islam tidak bisa digunakan untuk menggerus dukungan Islam ke Jokowi karena cawapresnya adalah seorang pemimpin ulama. Keempat, mayoritas pemilih (74,6 persen) menilai Jokowi bukanlah musuh Islam, sehingga gerakan 212 tidak bisa digunakan untuk menjadikan Jokowi sebagai musuh bersama. Sedangkan yang menyatakan sebaliknya, hanya 14,5 persen. “Hanya 17,4 persen publik menyatakan bahwa simbol Islam bisa menggerus dukungan pemilih terhadap Jokowi,” katanya.
Terkait hal ini, Cawapres Ma’ruf Amin mengaku sudah memprediksi bahwa Reuni 212 tak akan berefek signifikan di Pemilu 2019. Hanya saja, Ma’ruf tak mau jumawa. “Ketika hasil survei mengatakan 212 tidak berpengaruh, berarti dugaan kami tepat. Bahwa 212 memang tidak berkaitan dengan soal elektabilitas,” kata Ma’ruf di Pondok Pesantren Al Masthuriyah, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (19/12). Di sisi lain, Ma’ruf mengatakan,dukungan kepada koalisinya semakin hari kian banyak. Deklarasi satu per satu pun terus disuarakan oleh kelompok relawan.
Baca juga : Salam 2 Jari Anies Dipermasalahkan
Kadiv Hukum PA 212 Damai Hari Lubis tertawa saat dikonfirmasi tentang hasil survei LSI. Menurut dia, sudah jadi rahasia umum kalau survei LSI kerap meleset. Dia tak ingin mendebat soal ini. Sedangkan Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung Prof. Nanat F Natsir mengatakan, ada baiknya kubu Jokowi-Ma’ruf tetap waspada. Jangan lengah, meski dalam survei disebut tetap unggul. Kata Nanat, Reuni 212 mendapat sambutan luas dari masyarakat.
Reuni 212 memang tak secara jelas memberikan dukungan kepada Prabowo-Sandi. Tapi yang hadir, menyiratkan keinginan adanya perubahan kepemimpinan nasional. “Ini yang mesti diwaspadai Jokowi-Ma’ruf. Jangan terlalu terlena oleh survei,” kata Nanat, Rabu (19/12). [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya