Dewan Pers

Dark/Light Mode

Dialog Kebangsaan Perindo, TGB: Persatuan Jadi Penyelamat Bangsa

Senin, 12 September 2022 19:29 WIB
Ketua Harian Nasional DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi (tengah). (Foto: Ist)
Ketua Harian Nasional DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi (tengah). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Harian Nasional DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi menyerukan, kepada seluruh rakyat Indonesia untuk terus merawat serta memelihara persatuan bangsa dan negara.

Hal ini disampaikan TGB saat menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan Lintas Tokoh yang digelar Partai Perindo di Hotel JW Marriott, Medan, akhir pekan lalu. Dalam acara ini, turut hadir Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara, Rudi Zulham Hasibuan.

TGB menjelaskan, dengan terus memupuk persatuan, maka Indonesia akan selalu ada, serta tumbuh menjadi bangsa dan negara yang semakin kuat. 

Berita Terkait : Bamsoet: Jangan Remehkan Teman Yang Jadi Anak Tangga Kesuksesan

"Persatuan itu adalah nikmat Allah SWT kepada kita di Indonesia yang begitu beragam. Kita sudah pernah diuji, persatuan selalu menjadi penyelamat kita sebagai bangsa," kata TGB dalam kesempatan tersebut.

Karenanya, TGB mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menempatkan rasa persaudaraan sebagai pusat dari semua kegiatan. Hal ini, agar kompleksitas keragaman bisa dikelola secara baik, demi kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa.

"Mari kita letakkan kebangsaan dalam arti rasa persaudaraan sebagai sentrum dari semua kegiatan kita. Sentrumnya semua ekspresi keberagamaan kita harus menguatkan ke-Indonesiaan kita," ujar Ulama Ahli Tafsir Alquran ini.

Berita Terkait : Ini Upaya Pemkab Banjarnegara Tekan Peredaran Minuman Beralkohol

TGB juga meminta masyarakat untuk menghindari sikap sombong dan takabur, atau merasa diri paling benar dan paling berjasa terhadap negara. Karena sikap-sikap itu justru mendestruksi, merusak dan menumbuhkan egoisme kelompok yang berujung kepada perpecahan.

Mantan Gubernur NTB dua periode tersebut menjelaskan perbedaan merupakan karunia Tuhan. Karena itu, setiap masyarakat harus tunduk pada hukum syukur dan kufur nikmat atas perbedaan tersebut.

"Ketika nikmat perbedaan itu mampu dikelola dengan baik, maka perbedaan akan jadi berkah, akan menjadi modal untuk membangun sesuatu yang baik," imbuhnya.