Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ulang Tahun Ke-60

Bamsoet: Jangan Remehkan Teman Yang Jadi Anak Tangga Kesuksesan

Minggu, 11 September 2022 20:00 WIB
Syukuran ulang tahun ke-60 Ketua MPR Bambang Soesatyo (kedua kiri) bersama keluarga dan para sahabat, di Jakarta, Minggu malam (10/9). Tampak Jusuf Kalla (kiri depan) dan Zulkifli Hasan (kanan depan). (Foto: Istimewa)
Syukuran ulang tahun ke-60 Ketua MPR Bambang Soesatyo (kedua kiri) bersama keluarga dan para sahabat, di Jakarta, Minggu malam (10/9). Tampak Jusuf Kalla (kiri depan) dan Zulkifli Hasan (kanan depan). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengungkapkan, banyak yang tidak tahu kehidupannya dimulai dari bawah. Terlahir bukan dari keluarga berada, membuat politisi yang akrab disapa Bamsoet ini harus berusaha keras sejak kecil. Bahkan, Bamsoet sempat menggadaikan barang-barang, seperti jam tangan, sebagai modal usaha menjual kebutuhan pokok.

"Yang saya capai hari ini bukan sesuatu hal yang tiba-tiba datang dari langit. Saya merintis usaha dari bawah. Semasa kuliah saya menjual berbagai kebutuhan pokok, seperti sayur, bawang merah, dan telur di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Karena tidak memiliki modal, saya terpaksa menggadaikan barang-barang yang dimiliki, termasuk jam tangan kesayangan pemberian almarhum ayah saya," cerita Bamsoet, saat meluncurkan buku 'Meniti Buih di Antara Karang' sekaligus syukuran ulang tahun ke-60 bersama keluarga dan para sahabat, di Jakarta, Minggu malam (10/9).

Acara ini dihadiri banyak tokoh. Di antaranya Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat, Wakil Ketua MPR Syarief Hasan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua MPR Arsul Sani, Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad, Wakil Ketua DPD Mahyudin, Wakil Ketua Sultan Bachtiar Najamudin, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni, Ketua MK Anwar Usman, Ketum NasDem Surya Paloh, Ketum PAN/Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Ketum Hanura Oesman Sapta, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketum Perindo Hary Tanoe, Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi. Hadir pula para milenial, YouTuber, influencer seperti Atta Halilintar dan Aurel, Raffi Ahmad, Deddy Corbuzier, Rudy Salim, Rizky Billar, Anang Hermansyah dan Ashanty, Krisdayanti, dan Hotman Paris Hutapea.

Hadir pula Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, KSAL Laksamana Yudo Margono, Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan, Sestama BIN Komjen Pol Bambang Sunarwibowo, Dubes Maroko Ouadiâ Benabdellah, Dubes Kuwait Abdullah Y B SH Alfadhli, Plt Dubes Libya Zakarya MM Elmograhbi, serta Duta Besar China Lu Kang.

Baca juga : Bamsoet Resmikan Tempat Kongkow Komunitas Otomotif Black Stone Garage

Ketua DPR ke-20 ini menuturkan, dirinya usai lulus dari Akademi Akuntansi Jayabaya dan Fakultas Ekonomi STEI, memulai kariernya sebagai seorang jurnalis. Ia bergabung dalam Harian Prioritas yang dipimpin Surya Paloh. Saat menjadi wartawan, Bamsoet banyak bertemu dengan narasumber yang menjadi pengusaha. Semisal, Bob Sadino, Aburizal Bakrie, Agung Laksono, ataupun Syarif Cicip Sutardjo.

"Mereka adalah guru-guru saya dalam bidang bisnis. Bang Surya Paloh adalah bos yang memberikan gaji pertama dalam kehidupan saya sebagai wartawan. Ketika Harian Prioritas dibredel, saya kemudian memberanikan diri memulai usaha media dengan menawarkan proposal kepada Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Adi Putera Tahir, Ava Tjokropranolo, dan Fadel Muhammad. Mereka semua kemudian menyetujuinya," urai Bamsoet.

Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan Kadin Indonesia ini menerangkan, Agung Laksono pula yang mengajak dirinya bergabung dalam Partai Golkar. Sementara, Fadel mengajak bergabung Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan Aburizal Bakrie membawanya masuk dalam jajaran pengurus Kadin Indonesia 20 tahun lalu.

"Setelah bergabung di Partai Golkar, saya memberanikan diri menjadi Caleg Partai Golkar. Namun, perjuangan menjadi anggota DPR tidak mudah dan memerlukan perjuangan panjang. Butuh empat kali gagal sebagai Caleg sebelum akhirnya berhasil terpilih sebagai wakil rakyat," urai Bamsoet.

Baca juga : Bamsoet Tegaskan, Bela Negara Tanggung Jawab Seluruh WNI

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini memaparkan, dirinya pertama kali mengikuti Pemilu sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 1992 dengan nomor urut 18, Pemilu 1997 dengan nomor urut 8, Pemilu 1999 dengan nomor urut 4, dan Pemilu 2004 dengan nomor urut 2. Dalam keempat Pemilu tersebut, ia belum terpilih menjadi anggota legislatif. Baru pada Pemilu 2009 Bamsoet terpilih menjadi anggota DPR dari Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen.

"Ketika gagal saat mengikuti Pemilu keempat di tahun 2004, harta yang saya miliki ludes terpakai. Apa yang saya kumpulkan selama berbisnis, habis semua. Bahkan, saya sempat down. Mungkin itulah cara Allah menunjukkan bahwa saya akan mendapatkan yang lebih besar lagi. Karena setelah itu, saya bersama Agung Laksono dan beberapa senior Hipmi lainnya mendapatkan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di Papua dan tambang batubara di Kalimantan Selatan. Di situlah kemudian, pelan-pelan saya membangun lagi bisnis yang habis-habisan kemarin karena Pemilu," kenang Bamsoet.

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia ini menegaskan, profesi atau usaha apapun jika ditekuni dengan tekun dan serius akan membuahkan hasil yang baik. Kegagalan jangan membuat patah semangat, tetapi harus menjadi cambuk untuk berusaha lebih baik lagi.

"Keluarga dan teman adalah anak tangga untuk mencapai sukses. Untuk itu nilai-nilai sebuah pertemanan atau persahabatan harus dijaga. Ketika menjabat sebagai Ketua DPR ataupun menjadi Ketua MPR saat ini, saya selalu menghindari konflik. Jurus yang selalu saya terapkan adalah merangkul, bukan memukul. Bagi saya seribu kawan masih terlalu sedikit, satu musuh sudah terlalu banyak," ujar Bamsoet.

Baca juga : Massa Setia Sandi Ajak Peserta Buat Sabun Cuci

Dalam buku Bamsoet '60 Tahun Meniti Buih di Antara Karang', banyak tokoh dan sahabat yang menyampaikan kesannya. Di antaranya Presiden Jokowi, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua DPD La Nyalla Mattalitti, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin, Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, Ketua KPK Komjen Pol Firli Bahuri, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, Ketua Umum FKPPI Pontjo Sutowo dan Ketua Umum Pancasila Japto Soerjosoemarno.

Jaksa Agung ST Burhanuddin menegaskan, selain sebagai politisi ulung, Bamsoet juga memiliki perhatian yang luar biasa terhadap perkembangan hukum di Indonesia. Bamsoet juga sangat mengapresiasi atas reformasi penegakkan hukum pidana yang dilakukan oleh Kejaksaan. Sebagai sosok legislator yang matang, Bamsoet sangat memahami arti penegakkan hukum yang berkeadilan dan tidak terpaku pada teks peraturan perundang-undangan semata, melainkan harus dapat dilihat dalam konteksnya agar dapat menyentuh rasa keadilan yang ada di masyarakat.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.