Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pengamat: Sindir Jokowi, Strategi AHY Naik Kelas

Kamis, 22 September 2022 10:22 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Foto: Ist)
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat politik Lucius Karus menilai, tindakan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membandingkan pembangunan infrastruktur era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan era Joko Widodo (Jokowi) hanya untuk cari sensasi agar diakui oleh publik.

"Saya kira motif utama tentu dalam rangka pengakuan. Dengan langsung mempertentangkan dua sosok capres, AHY ingin terlihat ada pada level yang sama dengan dia, sosok yang dia perbandingan itu," ujar Lucius kepada wartawan, Kamis (22/9).

Lucius menilai, publik masih meragukan kemampuan AHY sebagai capres atau cawapres. Hal itu pun terlihat dari hasil survei sejumlah lembaga. Sehingga, dia menyebut AHY mengambil langkah dengan menyentil Jokowi agar mendapat perhatian publik.

Baca juga : Digitalisasi Bikin UMKM Naik Kelas

"AHY yang sudah digadang-gadang menjadi capres atau cawapres oleh Demokrat merasa belum cukup dianggap serius oleh publik. Hasil survei juga membuktikan itu. Strategi langsung menyentil presiden sekarang nampaknya demi kebutuhan AHY sebagai capres atau cawapres partai Demokrat," tuturnya.

Terkait dengan data capaian infrastruktur, Lucius melihat AHY perlu lebih teliti. Sebab, apa yang disampaikan AHY dinilai kampanye hitam atau hoaks.

"AHY memang harus berani tampil beda. Sayangnya ya mesti harus dengan argumentasi dalam basis data yang akurat agar tak dianggap black campaign atau hoaks," ingat Lucius.

Baca juga : Dongkrak Kinerja, Telkom Siapkan 5 Strategi Jitu Jadi Market Leader

Sebelumnya, AHY mengklaim, sebanyak 80 persen pembangunan era Jokowi hasil kerja SBY. Padahal, berdasarkan data, SBY hanya membangun jalan tol sepanjang 189,2 km sejak 2004 hingga 2019.

Sedangkan Jokowi, telah membangun jalan tol sepanjang 1.762,3 km sejak menjabat pada tahun 2014. Bahkan, 750 km jalan tol lagi ditargetkan selesai pada 2024.

Kemudian, tercatat memang ada 18 bendungan mulai konstruksi di era sby. Namun, seluruhnya diselesaikan di era Jokowi. Jokowi juga diketahui membangun 12 bendungan sejak menjabat.

Baca juga : Pengamat: Pencalonan Jokowi Sebagai Cawapres Sah Secara Hukum

Jika diakumulasi, ada 30 bendungan yang selesai dibangun di era jokowi. Di era Jokowi, ditargetkan juga ada 27 bendungan lagi hingga 2024.

Selanjutnya, tercatat ada 24 bandara dibangun di era SBY. Sedangkan di era Jokowi sebanyak 29 bandara. Jokowi bahkan diketahui menargetkan bakal ada 9 bandara baru maupun revitalisasi hingga 2024.

Selain itu, 316.590 km jalan desa selesai konstruksi di era Jokowi. Capaian infrastruktur desa yang ada di era Jokowi, antara lain 1.597.539 m jembatan; 1.474.544 unit air bersih desa; 501.054 unit irigasi desa; 12.297 pasar desa, dan 42.357 posyandu. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.