Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

PSI Imbau Pemerintah Benahi Proses Penyaluran Pekerja Migran Ke Eropa

Senin, 14 November 2022 15:08 WIB
Ketua Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) PSI, Shandy Adiguna. (Foto: Istimewa)
Ketua Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) PSI, Shandy Adiguna. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyerukan agar proses rekrutmen, keberangkatan, pemantauan, hingga kepulangan para pekerja migran Indonesia (PMI) ke eropa segera dibenahi.

Pemerintah diminta untuk turun tangan mengatur perusahaan penyalur agar lebih transparan dari proses rekruitmen hingga penempatan.

"Penyalur juga harus memberikan informasi sejelas-jelasnya kepara pencari kerja, menilik kontrak kerja, membuka rincian biaya, melaksanakan pelatihan, dan memberikan pendampingan hingga selesai masa kontrak," kata Ketua Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) PSI, Shandy Adiguna, dalam keterangan persnya, Senin (14/11).

Shandy bercerita sempat mengunjungi pemukiman PMI yang berprofesi sebagai pekerja kebun di wilayah Kent, Inggris. Lokasinya berjarak sekitar 100 kilometer di timur London.

Baca juga : APJII Dukung Program Pemerintah Di G20 Untuk Transformasi Ekonomi Berbasis Digital

Para pekerja itu, kata Shandy, berkisah tentang mahalnya biaya yang telah mereka keluarkan untuk dapat meraih kesempatan bekerja di luar negeri.

Biaya ini dipungut oleh perusahaan atau agen yang merekrut mereka di daerah, yang kemudian menyalurkan mereka melalui satu perusahaan penyuplai di Jakarta yang menjadi mitra perusahaan rekruitmen tenaga kerja kebun di Inggris.

"Panjangnya rantai pasok tenaga kerja ini yang menyebabkan biaya tinggi yang harus ditanggung oleh para pencari kerja," tuturnya menirukan PMI yang dia temukan.

Parahnya, ratusan pekerja kebun (farm worker) asal Indonesia yang bekerja di sejumlah perkebunan di Inggris saat ini tidak lagi memiliki penghasilan. Hal ini dikarenakan masa panen atau petik yang telah berakhir bersamaan dengan menjelang masuknya musim dingin di Inggris.

Baca juga : KADIN Gelar Net Zero Summit 2022 Bahas Pengurangan Emisi Karbon

Sementara mereka tetap harus mengeluarkan biaya hidup seperti tempat tinggal, listrik, gas hingga pangan yang tidak kecil. Kondisi ini tentu saja memberatkan bagi para pekerja musiman ini.

"Belum lagi, sebagian besar dari pekerja ini, membiayai keberangkatan mereka dengan cara berutang," lanjut Shandy.

Iming-iming besarnya uang yang akan didapat membuat para pencari kerja ini tergiur untuk mencoba peruntungan. Walaupun tidak sedikit dari mereka yang tidak memiliki latar belakang sebagai pekerja kebun lapangan.

"Sayangnya ini semua tidak dibarengi dengan pemberian informasi dan pembekalan yang memadai mengenai kontrak kerja, visa kerja, kondisi kerja serta tinggal, cuaca, waktu kerja, masa tanam atau panen, biaya hidup hingga masalah perpajakan di Inggris," jelas politisi jebolan ITB Bandung ini.

Baca juga : Lestari Imbau Pemerintah Antisipasi Penyebaran Subvarian Omicron XBB

Walau menghadapi berbagai permasalahan, Shandy tetap mengapresiasi semangat kerja serta sikap positif yang ditunjukkan oleh para pekerja migran tersebut.

"Bahkan di antara mereka ada yang mendapat rekognisi atas prestasi kerja-nya sebagai pemetik buah. Secara umum, para pahlawan devisa ini berhasil menunjukkan kualitas serta etos kerja yang tidak kalah dibandingkan para pekerja dari negara lain," terang dia.

Di akhir silaturahmi, Shandy menyampaikan pesan agar para pekerja asal Indonesia tersebut terus bekerja dengan baik, tetap semangat serta mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku di Inggris.

Mengingat, peluang pertama bagi Indonesia untuk dapat memasok tenaga kerja perkebunan yang saat ini sangat dibutuhkan oleh Inggris. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.