Dark/Light Mode

Soal Capres, KIB Masih Tunggu Arahan Jokowi Dan Manuver PDIP

Sabtu, 4 Februari 2023 06:47 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah) bersama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri) dan Plt Ketua Umum PPP Madiono tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)/Istimewa
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah) bersama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri) dan Plt Ketua Umum PPP Madiono tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)/Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Indonesian Politics Research & Consulting Firman Manan mengatakan, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) belum akan mengumumkan capres dalam waktu dekat. Padahal, banyak pihak menunggu langkah politik KIB.

“Kalau konsisten dengan komitmen awalnya, KIB tidak akan buru-buru menetapkan capres,” tegas Firman, Jumat (3/2). 

Rencananya, KIB yang terdiri dari Partai Golkar, PAN dan PPP akan melakukan pertemuan akhir minggu ini. 

Dosen Universitas Padjajaran ini mengatakan, seperti juga koalisi lainnya, KIB menunggu arahan dari PDIP, dan Presiden Jokowi.

Baca juga : Ganjar: Kita Tunggu Terobosan Dan Keberanian Mbak Ita

“Sejauh ini masih bersikap loyal sebagai anggota koalisi pendukung pemerintah. Apalagi untuk capres, KIB kelihatannya yang paling cair, belum mengerucut ke kandidat tertentu,” jelas Firman. 

Saat ini koalisi Nasdem-Demokrat-PKS bersepakat mengusung Anies Baswedan sebagai Capres. Kemudian Poros Perubahan yang terdiri dari Gerindra-PKB disebut akan mengumumkan Capres bulan depan.

Menanggapi itu, Firman mengatakan, semua partai politik masih menunggu PDIP bergerak. 

“Keputusan Ibu Mega yang paling ditunggu. Karena akan menentukan manuver dari partai-partai lain, dan format koalisi termasuk potensi jumlah paslon yang akan maju di pilpres,” ungkap Firman. 

Baca juga : Jokowi Bebaskan Kaesang

Parpol anggota KIB memiliki kandidat masing-masing. Golkar, sesuai Munas mengusung Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai Capres. PAN dan PPP, meski mendorong Ketum mereka menjadi capres, namun menunjukkan dukungan pada Erick Thohir dan Ganjar Pranowo.

Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad mengatakan, Golkar akan mendapati beberapa pilihan dalam Pilpres 2024. Utamanya, usai Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Kang Emil/RK) dan mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo (Pakde Karwo) bergabung dalam partai berlambang pohon beringin itu.

"Dalam konteks pilpres, saya kira semakin banyak kepentingan, juga akan semakin banyak tantangan bagi Golkar memformulasikan agendanya dalam pilpres," terang pakar pemasaran dan komunikasi politik Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Alternatif pertama, Golkar bisa mengajukan Airlangga Hartarto sebagai calon presiden dengan segala risiko dan keuntungannya. 

Baca juga : KPU Masih Nunggu Bukti Dari Bawaslu

Golkar juga bisa mencoba alternatif lain dengan mengusung nama baru lewat mekanisme konvensi. 

Kendati demikian, kata Nyarwi, Golkar tidak punya tradisi kalah total dalam ajang pemilu. Sedangkan dalam pilpres ada dua bursa, yakni bursa capres dan bursa cawapres.

Sehingga terbuka kemungkinan Golkar akan bermain di bursa yang mempunyai peluang menang lebih besar.

"Bisa jadi Golkar ketika gagal bermain di bursa capres, punya banyak stok untuk bermain di cawapres. Itu saya kira peluang-peluang yang bisa dipertimbangkan," pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.