Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Lobi-lobi Politik Makin Seru

Koalisi Bisa Berubah Bisa Juga Bertambah

Kamis, 9 Februari 2023 07:55 WIB
Koalisi parpol jelang Pemilu 2024?ilustrasi. (Gambar: Mice)
Koalisi parpol jelang Pemilu 2024?ilustrasi. (Gambar: Mice)

RM.id  Rakyat Merdeka - Koalisi politik untuk menghadapi Pemilu 2024 yang telah terbentuk saat ini, belum sepenuhnya mengikat. Parpol-parpol yang sudah berkoalisi masih sibuk lobi sana-sini. Dengan kondisi ini, koalisi tersebut diprediksi bisa berubah, juga bisa bertambah.

Dari sembilan partai yang ada di Parlemen, delapan di antaranya telah membentuk koalisi. Golkar, PPP dan PAN yang pertama kali mendeklarasikan Koalisi Indonesia Bersatu alias KIB.

Kemudian, disusul Gerindra dan PKB membentuk koalisi Kebangkitan Indonesia Raya alias KIR. Lalu, NasDem bersama Demokrat dan PKS secara resmi mengumumkan kerja sama di Pemilu 2024 dengan nama Koalisi Perubahan. Tinggal PDIP yang terlihat santai, karena sudah memiliki tiket untuk mencapreskan meski tidak harus berkoalisi.

Meski koalisi sudah terbentuk, ternyata parpol-parpol masih melakukan lobi-lobi. Contohnya, pekan lalu, NasDem nemui Golkar. Kemarin, PKS juga bertemu Golkar. Lalu, PKB juga berencana bertemu Golkar. NasDem juga pernah melakukan penjajakan dengan PKB dan Gerindra. Sementara, Gerindra terlihat pedekate dengan PDIP.

Pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menyatakan, kondisi tersebut menunjukkan bahwa politik itu dinamis. Bisa berubah kapan pun. Bahkan dalam waktu hanya kedipan mata

Baca juga : Safari Politik Makin Gencar, Koalisi Belum Mengkristal

"Pengikat utama koalisi presiden adalah calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diajukan. Sejauh tokoh yang akan diusung itu belum jelas, artinya koalisi masih sangat mungkin untuk berubah," terang Saidiman, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia mencontohkan Koalisi Perubahan yang diisi NasDem, Demokrat, dan PKS. Meskipun koalisi ini sudah punya capres, yaitu Anies Baswedan, masih ada pekerjaan rumah yang harus dibereskan. Utamanya dalam penentuan cawapres.

"Mereka belum solid. Kan belum deklarasi koalisi dan belum punya cawapres. Segala kemungkinan masih terbuka," terangnya.

Dari pihak parpol, mengakui bahwa meski sudah ada koalisi, komunikasi dengan partai lain masih dilakukan. Ketua DPP Golkar Dave Laksono menyatakan, di KIB, pihaknya terus berupaya mencari dukungan partai lain untuk ikut bergabung.

"KIB selalu terbuka untuk partai lain gabung bersama kami, agar memperkuat posisi KIB dan memantapkan calon yang akan kita usung," sebut Dave, saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Hasil Liga Italia: Napoli Makin Susah Dikejar

Sedangkan Gerindra, pede keutuhan koalisi bersama PKB akan tetap terjaga. Gerindra justru pede, anggota koalisinya akan bertambah.

"Jadi, kalau ada partai di luar kita sedang berunding, ya itu lumrah saja. Tidak ada masalah namanya politik selalu cair. Namun, KIR alhamdulilah relatif cukup solid sampai hari ini," ucap Wakil Ketua Umum Gerindra Irfan Yusuf, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Demokrat juga percaya bahwa koalisinya dengan NasDem dan PKS akan tetap solid. Acuannya karena ketiganya sudah punya bakal capres, yaitu Anies.

"Kami saat ini termasuk koalisi yang terdepan. Sudah memegang tiket 28 persen, melebihi ambang batas presiden, dan satu-satunya yang sudah punya bacapres," terang Juru Bicara Demokrat Herzaky Mahendra Putra saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Untuk komunikasi yang dilaksanakan, dia menyebut, hal itu memperkuat barisan merebut kursi presiden. "Kalau teman-teman lain tak pasti di tempat lain, lebih baik merajut kebersamaan dengan kami di Koalisi Perubahan," ajak dia.

Baca juga : Lagi, Budi Arie Sebut Koalisi Perubahan Bakal Ambyar

Terpisah, PDIP mengaminkan anggapan koalisi yang ada saat ini masih bisa terpecah. Sebab, koalisi masih cair. Jual beli aspirasi masih terus berlangsung.

"Tak ada yang luar biasa. Tak ada yang tidak masuk akal. Semua dinamika politik masih wajar. Akselerasi silaturahmi dan lobi sudah diduga terjadi seturut jadwal kontestasi yang mendekat," ucap politisi PDIP Hendrawan Supratikno.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.