Dark/Light Mode

Airlangga Masuk Ke Semua Koalisi

Rabu, 3 Mei 2023 09:11 WIB
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. (Foto: Ist)
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Belakangan ini, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto paling rajin membangun komunikasi politik lintas parpol, juga lintas koalisi. Tak hanya lintas parpol pendukung pemerintah, komunikasi politik yang dibangun Airlangga juga masuk ke parpol oposisi. Mulai dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk Gerindra-PKB, sampai bertandang ke Koalisi Perubahan yang dibentuk NasDem, Demokrat dan PKS.

Pasca PDIP resmi mencapreskan Ganjar Pranowo, Airlangga makin aktif melakukan safari politik ke pimpinan parpol lain. Parpol yang dipilihnya juga random. Setelah bertemu dengan PAN dan PPP yang sama-sama tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Airlangga juga membuka komunikasi dengan parpol lain dari koalisi yang berbeda. 

Akhir pekan lalu (29/4), Menteri Perekonomian itu, baru saja melakukan safari politik ke Partai Demokrat. Saat ini, Demokrat merupakan bagian dari Koalisi Perubahan bersama NasDem dan PKS yang telah memutuskan mengusung Anies Baswedan sebagai capres. 

Safari politik itu digelar di kediaman Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Dalam pertemuan itu, SBY didampingi putranya yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Wakil Ketua Umum Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.

Usai pertemuan, Airlangga menyampaikan, partainya merupakan salah satu partai pemenang 2019. Dengan kekuatan yang dimiliki ini, Golkar bisa ikut ke semua poros capres yang ada saat ini. Airlangga mengingatkan, Pemilu di Indonesia tidak menganut sistem demokrasi ala Barat yang mana pemenang bisa menguasai semuanya. Indonesia, lanjut dia, menganut sistem demokrasi Pancasila. Bahwa semua partai bisa bersama-sama membangun negeri. 

"Kami sepakat pemilu itu bukan the winner takes it all," kata Airlangga. 

Baca juga : Monster Haaland Bakal Pecahkan Semua Rekor Gol Di Inggris

Dua hari setelah bertemu SBY, Airlangga lanjut bertemu Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Pertemuan digelar di kediaman Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie (Ical) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (1/5). Pertemuan dikemas dalam acara makan siang bersama.

Seperti diketahui, Gerindra yang dipimpin Prabowo saat ini bersama PKB telah bersepakat membentuk KKIR. Namun, belakangan Prabowo dan Airlangga justru beberapa kali melakukan pertemuan. Terbaru, pertemuan di rumah Ical itu.

Dalam rilis yang diterima redaksi, Ical dan Airlangga menyambut langsung kehadiran Prabowo yang datang dengan menumpang Alphard putih. Mereka lalu makan siang bersama sambil berbincang-bincang penuh tawa. Tak dituliskan keterangan apakah ada perbincangan kerjasama antara Airlangga dan Prabowo atau tidak. 

"Usai berdiskusi dan makan siang, Prabowo bergegas pamit dan diantarkan pulang hingga masuk ke mobil oleh Ical dan Airlangga," tulis keterangan tersebut. 

Setelah bertemu Prabowo, Airlangga kemudian diagendakan bertemu dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, hari ini. Pertemuan rencananya digelar di sebuah rumah makan di kawasan Senayan, Jakarta, pukul 1 siang. Waketum PKB Jazilul Fawaid  pertemuan itu dalam rangka halal bihalal. Agenda pertemuan kedua pemimpin partai politik berbeda koalisi itu juga untuk membahas perihal dinamika politik terkini.

"Tukar pikiran terkait update perkembangan politik," kata Jazilul, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Sudah Libur Panjang, Tapi Masih Malas Kerja? Coba Simak 6 Tips Ini

Waketum Golkar Nurul Arifin menyampaikan, partainya memang tengah aktif menjalin komunikasi dengan sejumlah partai politik jelang Pemilu. Kata dia, Golkar tak mau buru-buru membuat keputusan dalam menentukan capres.

"Kami tidak ingin kesusu (terburu-buru). Kami yakin bahwa jika memang sudah waktunya, kami akan segera mengumumkan," ujarnya.

Ketua DPP Golkar Dave Laksono menyampaikan hal serupa. Kata dia, Golkar masih membuka komunikasi ke semua pihak untuk membangun koalisi besar. Ia memastikan KIB saat ini masih tetap solid, meski PPP sudah resmi  mendeklarasikan Ganjar sebagai capres. 

"KIB masih tetap solid, dan semua masih bersepakat demi membangun demokrasi yang sehat," ujar Dave. 

Kenapa Airlangga sekarang begitu aktif? Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari tak heran melihat manuver Golkar yang masuk ke semua koalisi. Kata dia, Golkar merupakan partai yang tak punya kebiasaan menjadi oposisi. Tradisi Golkar selalu berada dalam lingkaran kekuasaan. Karena itu, manuver yang dilakukan Airlangga itu adalah upaya untuk mencari jalan agar menjadi bagian dari pemerintahan siapapun pemenangnya nanti.

"Karena Golkar tak punya tradisi menjadi oposisi," kata Qodari, kemarin.

Baca juga : Tiba Di Cikeas, Airlangga Lakukan Pertemuan Tertutup Dengan SBY

Qodari menambahkan, sumber daya dan struktur organisasi yang dimilki Golkar bisa diandalkan untuk menjaga stabilitas politik. Apalagi, perolehan kursi Golkar di parlemen peringkat kedua di bawah PDIP.

Hal senada disampaikan peneliti Indikator Politik Indonesia (IPI) Bawono Kumoro. Kata dia, Golkar tak punya pengalaman berada di luar pemerintahan. Ini yang membuat Airlangga berupaya keras mencari mitra politik supaya kepentingannya bisa ditampung oleh pemenang Pemilu.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Ludiro Madu mengatakan, komunikasi politik yang dilakukan Airlangga ini bertujuan mengincar kursi cawapres. Meskipun elektabilitas Airlangga tak begitu moncer, tapi peluang untuk jadi cawapres cukup terbuka.

Misalnya, Airlangga menjadi pasangan Prabowo sebagai cawapresnya di Pilpres 2024. Kata dia, kekuatan Golkar saat ini tak bisa diremehkan. Golkar memiliki 85 kursi di DPR atau peringkat kedua di bawah PDIP. Bila kemudian Golkar masuk pada koalisi bersama Gerindra dan PKB, maka kekuatannya cukup besar. PKB memiliki 58 kursi, sementara Gerindra memiliki 78 kursi. 

Kalau pun hanya satu dari parpol di KKIR yang ditarik Golkar, keduanya sudah cukup mengantongi persyaratan minimal 20 persen jumlah kursi di DPR. Baik koalisi antara Golkar dengan Gerindra atau Golkar dengan PKB saja. Apalagi kalau ketiganya bersatu, maka lebih besar lagi.

Selain modal simbolik, Airlangga juga memiliki modal sosial dengan basis massa Golkar yang solid, terutama di luar Jawa. Posisi ini dibuktikan dari 269 kursi DPR yang diperebutkan di luar Jawa di 2019, Golkar berhasil mendapatkan 16,35 persen atau 44 kursi. Airlangga dan Golkar juga memiliki modal ekonomi yang kuat, cocok untuk mendukung pendanaan politik di pilpres. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.