Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tinggikan Ekonomi Ketika SBY, Ibas Tidak Sedang Merendahkan Jokowi

Sabtu, 8 Agustus 2020 07:19 WIB
Ketua Fraksi Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono. (Foto: ist)
Ketua Fraksi Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pernyataan Ketua Fraksi Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas soal ekonomi meroket di era Presiden SBY dianggap lain oleh para pendukung pemerintah. Karena itu, Demokrat memastikan, apa yang disampaikan putra bungsu SBY itu sama sekali tidak sedang merendahkan hasil karya pemerintahan Presiden Jokowi.

Kamis (6/8), Fraksi Demokrat yang dipimpin Ibas menggelar silaturahmi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Komplek Parlemen, Jakarta. Dalam acara tersebut, Ibas selaku tuan rumah menyampaikan pidato politik di hadapan peserta yang hadir.

Banyak poin yang disampaikan Ibas. Pertama, dia menyinggung soal tantangan berat yang dihadapi Indonesia saat ini. Mulai dari pandemi Covid-19, ekonomi, pembangunan, kesejahteraan, penegakan hukum, demokrasi, dan hak-hak sipil.

Ditambah lagi, pembahasan regulasi yang belum rampung seperti RUU HIP atau yang sekarang diubah menjadi BPIP dan RUU Cipta Kerja, isu-isu RUU Pemilu serta RUU Pilkada. Kata Ibas, isu-isu itu menarik untuk dicermati ke depan.

Baca juga : Satu Kakinya Sudah Ada di Jurang Resesi

"Rakyat perlu kepastian, kepercayaan dan keyakinan. Rakyat perlu bukti, bukan janji," kata Ibas.

Soal tantangan, lanjut Ibas, Indonesia sudah pernah melewatinya. Saat era Presiden SBY, ekonomi Indonesia meroket. "APBN meningkat, utang dan defisit terjaga, pendapatan rakyat naik dan lain-lain yang too few too mention, termasuk tentang persentase kemiskinan dan pengangguran yang menurun," ujar Ibas.

Meskipun kini berada di luar pemerintahan, lanjut Ibas, Demokrat tetap hadir  memberikan koreksi, kritik dan solusi. "Supaya negara tidak jatuh ke jurang," imbuhnya.

Kendati demikian, ia mengatakan Demokrat saat ini tidak dalam posisi menyalahkan pihak manapun. Ia juga sepakat, di masa krisis ini seluruh pihak harus bergotong royong dan bersinergi. 

Baca juga : Tok, Erick Thohir Jadi Ketua Tim Pemulihan dan Penanganan Covid

Namun, Ibas berharap Demokrat tetap cerdas dan tepat dalam berpikir. "Ketika benar kita katakan benar, ketika tidak kita katakan tidak. Biar ruang demokrasi ini tetap terjaga, jadikanlah Partai Demokrat tetap hadir agar demokrasi kita lebih berwarna dan terjaga," tandasnya.

Pidato Ibas ini ditanggapi reaktif sejumlah politikus partai penguasa. Anggota DPR dari Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno menanggapi Ibas dengan membeberkan masalah di era SBY. "SBY meninggalkan ekonomi yang stabil, datar, namun tidak cukup untuk digenjot, diakselerasi, karena kendala infrastruktur yang sangat tertinggal. Banyak proyek yang mangkrak. Bayangkan, arus mudik-balik Lebaran saja baru terurai di era Jokowi," sindir Hendrawan kepada wartawan, kemarin.

Kondisi ekonomi ketika SBY memimpin, lanjutnya, tidak bisa dibandingkan dengan era Jokowi. Selain faktor pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia juga harus berhadapan dengan banyak tantangan global lainnya. Mulai dari perang dagang dan ekosistem baru ekonomi digital.

Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily ikut bereaksi. "Pernyataan Mas Ibas sangatlah tidak tepat membandingkan perkembangan ekonomi di era saat pandemi Covid-19 dengan kondisi normal di era Presiden SBY," katanya.

Baca juga : Bamsoet: Pemulihan Ekonomi Sulit Dimulai Jika Pulau Jawa Gagal Kendalikan Covid-19

Menurut Ace, membandingkan ekonomi saat ini di tengah kondisi pandemi dengan kondisi normal sangat tidak tepat. Tidak hanya Indonesia, banyak negara juga mengalami kondisi yang sama akibat wabah corona ini.

Menanggapi serangan dari parpol penguasa, Politisi Demokrat Hinca Pandjaitan ikut berbicara. Hinca mengaku heran, banyak politisi yang menjadi ‘panas’ dengan pernyataan Ibas. "Mengapa banyak sahabat kami dari parpol lain yang harus menjadi panas?" tanya dia, ketika dikonfirmasi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Padahal, lanjut Hinca, pernyataan Ibas adalah fakta atas kegelisahan publik saat ini. Lagi pula, tidak ada ucapan dari Ibas yang merendahkan Presiden Jokowi. Justru, putra SBY itu memberikan lentera dan amunisi bagi pemerintah. Agar bisa lebih baik dalam mengambil kebijakan.

Apalagi pandemi yang menghantam saat ini, kata Hinca telah membuat semuanya menjadi gelap. "Sehingga lentera saran, lentera kritik, dan lentera lainnya sangat dibutuhkan. Walaupun warna cahaya lentera-lentera itu berbeda. Tapi fungsi utamanya tetap sama yakni memberikan cahaya," pungkas mantan Sekjen Partai Demokrat itu. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.