Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Isu Kudeta Gagal

Pengamat : Kader Demokrat Jangan Andalkan Lagi Senioritas

Minggu, 14 Februari 2021 19:57 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. (Ist)
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. (Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kader-kader Partai Demokrat diingatkan bisa berkiprah tanpa harus dibayangi atau mengandalkan senioritas dan romantika sejarah sebagai pendiri partai. 

Selain lepas dari senioritas, Partai Demokrat juga harus beradaptasi dengan kepemimpinan yang juga muda. Hal ini penting seiring dengan perubahan demografi, dimana banyak calon pemilih muda di pemilu mendatang. 

"Apalagi survei kependudukan 2020 yang dirilis BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan 54 persen penduduk Indonesia berasal dari generasi milenial dan generasi Z," tutur pengamat politik Firman Manan yang saat ini mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Padjadjaran Bandung, Senin (14/2/2021).

Menurut Firman, Partai politik, termasuk Demokrat, harus beradaptasi untuk bisa berkomunikasi dan meyakinkan generasi milenial dan generasi Z.

Baca juga : Kader Gerindra Jangan Jauhi Dan Khianati Rakyat

"Maka dari itu, dibutuhkan kepemimpinan muda, yang mempunyai kedekatan sekaligus visi yang menginspirasi kaum muda, bukan senioritas" ujar alumnus Political Sciences Ohio University USA ini saat dimintai pendapatnya soal upaya perebutan kepemimpinan di Partai Demokrat. 

Sebagaimana diketahui, generasi milenial didefinisikan sebagai mereka yang lahir antara tahun 1981-1996, sedangkan generasi Z adalah mereka yang lahir pada periode 1997-2012. 

Menurut Firman, isu senioritas dan forum pendiri yang dijadikan dalih oleh sekelompok mantan kader dan kader PD untuk menggelar KLB (Kongres Luar Biasa), mengganti Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (41) dengan Kepala KSP Moeldoko (64), bukan jawaban yang relevan untuk menyongsong pemilu 2024 dengan jumlah pemilih muda yang makin banyak. 

Ia melihat pengambilan keputusan politik berbasis data yang dilakukan Ketum AHY dan kepengurusan sekarang, lebih relevan menjawab tantangan zaman.

Baca juga : 35 Jamaah Pengajian Jangkaran Kulon Progo Positif Corona

Pengamat Politik Dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai pentingnya kemampuan partai politik untuk memahami aspirasi masyarakat.

“Sejarah menunjukkan ketika partai politik gagal faham, aspirasi masyarakat tersumbat dan akhirnya tumpah menjadi demokrasi jalanan. Ada jarak pikiran antara politisi partai yang terlalu senior dan generasi muda yang berfikiran baru dan maju,” kata Ubedilah yang kini mengajar sosiologi politik di UNJ. 

Dalam konteks itu, ia mengingatkan regenerasi kepemimpinan partai politik menjadi kunci penting untuk bisa tetap relevan dengan perkembangan zaman.

“Sayangnya, sebagian besar partai politik kita masih didominasi oleh gerontokrasi, yaitu kepemimpinan orang-orang yang secara signifikan jauh lebih tua dari populasi pemilihnya,” kata Ubedilah.

Baca juga : Isu Kudeta Demokrat Berkah Bagi Moeldoko, Bikin Rugi Di Internal Partai

Dimatanya, sejauh ini secara umum dari kepengurusan 34 provinsi dan ratusan kabupaten, Partai Demokrat cukup berhasil melakukan regenerasi.

Data dalam risetnya menunjukan bahwa rata-rata usia pengurus Partai Demokrat hingga tingkat daerah mereka berusia 42 tahun, ada yang 20-an hingga 70-an

"Dari situ AHY sebagai Ketum nampaknya berhasil memimpin kepengurusannya yang sebagian besar anak-anak muda untuk melewati tantangan Pilkada. Dan juga berhasil dari upaya percobaan ambil alih paksa beberapa waktu lalu,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.