Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Video Pidato Bos PDIP Jateng Bocor Padahal Off The Record

“Siapa Pun Capresnya, Puan Cawapresnya”

Rabu, 9 Juni 2021 07:15 WIB
Puan Maharani. (Foto: Istimewa)
Puan Maharani. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Soal capres dan cawapres, Hasto tak seberani Bambang. Dia bilang, harus konsolidasi dulu, karena harus dipersiapkan sebaik-baiknya. Semua keputusan juga ada di tangan Megawati.

"Kita konsolidasi dulu, karena kita percaya bahwa urusan dengan pimpinan nasional selalu ada campur tangan dari Tuhan. Itu proses spiritual yang harus dilakukan. Pada saat bersamaan, partai melakukan langkah-langkah konsolidasi kepartaian," katanya.

Politisi PDIP Junimart Girsang mencoba menetralkan suasana. Anggota Komisi III DPR ini bilang, omongan Bambang Pacul merupakan pendapat pribadi. Bukan sikap partai. Keputusan Pilpres ada di tangan Mega.

Baca juga : PPP Belum Tentukan Bakal Capres Dan Cawapres 2024

Secara pribadi, Junimart punya cita-cita lebih tinggi dari Bambang. Dia ingin Puan jadi capres. "Kalau saya, Puan jadi capres. Tanggung-lah jadi wakil presiden," ucapnya, di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. 

Eks Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo menilai omongan Bambang Pacul sebagai manuver biasa. Bagi orang politik, wajar saja berpolemik. 

Atas omongan itu, Bambang Pacul dipanggil Mega. Tjahjo membenarkan hal itu. Apa pertemuannya? "Itu rahasia partai. Saya gak bisa kasih tahu," ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini.

Baca juga : Mega-Pro Bisa Ditinggal Milenial

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menyatakan, omongan Bambang Pacul terbilang keluar dari tradisi PDIP. Sebab, biasanya selalu nomor satu alias menjadi capres.

"Kelihatannya kalau nanti diputuskan jadi cawapres, Puan yang akan maju. Meskipun bisa saja berubah misalnya diputuskan Mega yang akan maju jadi capres," kata Hendri, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Pendiri lembaga survei Kedai Kopi ini menambahkan, omongan Bambang Pacul memang realistis. Sebab, berat bagi PDIP kalau memaksakan Puan jadi capres. Dalam berbagai survei, elektabilitas Puan masih berada di bawah kader PDIP yang lain seperti Ganjar dan Risma. Karena itu, skenario paling mudah adalah memasangkan Puan dengan capres yang punya elektabilitas yang tinggi. "Sampai sekarang kan isunya, kalau yang dimajukan Puan, maka akan Prabowo-Puan," kata Hendri. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.