Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Di saat sedang rame antara Ganjar Pranowo atau Puan Maharani yang layak dicapreskan kubu banteng, tiba-tiba muncul usulan agar Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri maju lagi. Bu Mega, masih mau?
Usulan ini datang dari Direktur Pro Mega Center, Mochtar Mohammad. Dia berpandangan, Mega yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu, memiliki peluang besar maju dalam Pilpres 2024. Sebab, PDIP satu-satunya partai politik yang bisa mengusung sendiri pasangan capres dan cawapres di pemilu 2024. Partai banteng itu sudah mengantongi 128 kursi di DPR, sedangkan syarat untuk tiket pilpres atau presidential threshold hanya 115 kursi (20 persen dari jumlah kursi di DPR).
“Artinya, PDI Perjuangan adalah satu-satunya partai yang sudah siap tiket di Pilpres," ujar Mochtar.
Baca juga : Pak Jokowi Masih Utak-atik Wamen
Lagipula, kata Mochtar, Mega merupakan figur sentral di PDIP. Selain itu, Mega berpengalaman dalam menjadi presiden.
Mochtar juga menyinggung soal pendampingnya. Dia menilai, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpotensi mendampingi Megawati. Duet itu merupakan kesuksesan yang tertunda pada Pemilu 2009.
Dia menilai, pasangan Mega-Prabowo dapat membentuk koalisi besar. Duet ketum parpol itu berpotensi membuat tidak ada calon lain yang berani maju di Pilpres nanti.
Baca juga : Rusia Ngarep Sputnik V Bisa Segera Tersertifikasi WHO
"Kalau Mega-Prabowo bisa potensi koalisi besar mengarah satu pasang atau konsensus. Nggak ada yang berani maju," kata Ketua Deklarasi Presiden Mega Prabowo pada 2009 itu.
Urusan nyapres, sebenarnya bukan hal baru bagi Mega. Di era pemilihan langsung, Mega sudah dua kali nyalon. Yaitu di Pilpres 2004 saat berpasangan dengan Hasyim Muzadi dan di Pilpres 2009 saat berpasangan dengan Prabowo. Namun, di dua kali Pilpres itu, Mega selalu di-KO Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Di Pilpres 2014, sebenarnya Mega punya kesempatan untuk maju lagi. Apalagi saat itu, SBY sudah tidak bisa nyalon lagi karena sudah dua periode. Namun, Mega menyadari saat itu bukan eranya lagi. Sebab, elektabilitasnya juga kecil. Mega memilih menjadi King Maker dengan mendorong Jokowi.
Baca juga : Menag Menahan Tangis
Saat ini, kondisi Mega mirip-mirip dengan 2014. Elektabilitas kecil. Bahkan, di banyak survei, elektabilitas Mega tidak tertangkap radar. Dengan kondisi ini, apa Mega bisa tergoda?
Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan, pembahasan soal capres PDIP sepenuhnya ada di tangan Mega. Hal itu sudah disepakati oleh semua kader se-Nusantara. Soal usulan ini, dia menyerahkan sepenuhnya ke Mega.
“Saya tidak dalam kompetensi dan kapasitas menjawab. Tapi, saya yakin semua usulan akan dicatat. Apakah bermanfaat atau tidak, tentu ada di kewenangan preogratif Ketua Umum kami, Ibu Megawati,” katanya, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya