Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kader Bantu Rakyat Tangani Pandemi

Elektabilitas Gerindra Melesat

Rabu, 25 Agustus 2021 18:53 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. (Foto: Istimewa)
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Elektabilitas Partai Gerindra melesat dibandingkan partai politik (parpol) lain pendukung Pemerintah. Dalam survei Indikator Politik Indonesia teranyar, tingkat keterpilihan partai besutan Prabowo Subianto itu mencapai 12,8 persen. Naik dari sebelumnya (April 2021) hanya 9,7 persen.

"Polanya menarik dibandingkan pendukung pemerintah yang lain. Di saat tren kepuasan (terhadap) Pemerintah menurun, justru Gerindra elektabilitasnya meningkat," ungkap Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, dalam paparannya, Rabu (25/8).

Dalam survei tersebut, elektabilitas tertinggi ditempati Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebesar 24,4 persen. Setelah Gerindra, Partai Golkar dan Demokrat membuntuti, masing-masing kantongi 9 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 8,2 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 7 persen, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3,9 persen.

Baca juga : Meski Pandemi, Summarecon Optimis Penjualan Meningkat

Berikutnya, NasDem 3,5 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 2,2 persen, Partai Persatuan Indonesia (Perindo) 1 persen, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 0,7 persen, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 0,4 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,2 persen, Partai Berkarya dan Gelora masing-masing 0,1 persen,  Partai Garuda dan PKPI 0 persen  persen, serta lainnya 0,4 persen. Dan, sebanyak 17 persen tidak menjawab.

Untuk diketahui, pada survei sebelumnya, April 2021, elektabilitas PDIP sebesar 27,5 persen, kemudian diikuti Golkar 10,7 persen, PKB 9,8 persen, Gerindra 9,7 persen, PKS 8,2 persen, Demokrat 7,5 persen, PPP 3,8 persen, PAN 2,2 persen, dan NasDem 1,7 persen. 

Burhanuddin berpendapat, tingkat keterpilihan Gerindra naik signifikan dibandingkan partai lainnya lantaran publik belum menganggapnya sebagai pendukung Pemerintah.

Baca juga : Nadiem Ditanya, Kok Kuota Internet Dibagi Tidak Merata

"Di memori publik, Gerindra belum dianggap sebagai partai pendukung Pemerintah, meskipun kebijakan Pemerintah dibawa ke parlemen selalu diamankan Gerindra," jelasnya.

PDIP mengalami defisit, lanjut Burhanuddin, karena terpengaruh susutnya kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi, terutama dalam penanganan pandemi Covid-19. Dalam survei ini kepuasan masyarakat atas kinerja Pemerintah berkurang sekitar 5 persen daripada riset sebelumnya.

"Salah satu penjelasannya (turunnya elektabilitas PDIP) adalah  approval  terhadap Pemerintah waktu survei dilakukan memang sedang turun. Karena turun, dampaknya paling banyak, ya, ke PDIP," paparnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.